REPUBLIKA.CO.ID, Ka'bah juga tak luput dari pembersihan dan pensucian rutin tiap tahun sekaligus penggantian kiswah baru. Pencucian pertama adalah menjelang Ramadhan, lalu yang keduanya dilakukan pada awal tanggal di bulan Dzulhijjah, sehingga pada hari Idul Adha, Ka'bah akan berkiswah baru.
Proses pertama menjelang pencucian Ka'bah adalah mengangkat kain yang menutupi Ka'bah atau kiswah. Kain ini terbuat dari sutra murni berwarna hitam. Di sekelilingnya ditulisi kaligrafi Islam dari Alquran yang disulam dengan memakai benang emas.
Tulisan itu membentuk angka V (angka tujuh arab) Salah satu kalimat yang ditulis di kiswah Ka'bah adalah, ''Allah Jalla Jalalah, La Ilaha Illaallah, Muhammad Rasulullah.''
Di balik kiswah hitam, ada kain berwarna putih yang disebut bithana kiswah. ''Kain itu untuk meresap uap dari dinding Ka'bah dan menghalangi panas yang diserap dari kain kiswah yang hitam. Kain ini mengandung daya serap untuk menghindarkan panas yang berlebihan dan mencegah dinding Ka'bah retak.
Berdasarkan kesepakatan jumhur ulama, pengenaan kiswah merupakan praktik yang baik sebagai wujud pengagungan terhadap Baitullah. Di samping itu, praktik ini telah mendapatkan legitimasi dari Rasulullah SAW. Di masa Nabi Muhammad SAW, beliau pernah menghadiahkan kiswah al-washail. Beliaulah yang pertama kali mengkiswahi Ka'bah.
Cara ini kemudian diteruskan oleh Khulafaurrasyidin, seperti Umar Bin Al Khattab dan Utsman Bin Affan, serta beberapa khalifah Bani Umayyah. Di masa sekarang, para raja di Kerajaan Arab Saudi dengan menggunakan kiswah dari pabrik khusus pembuat kiswah di Makkah.
Pencucian Ka'bah itu dimulai dengan melepaskan kain kiswah secara bertahap. Awal dimulainya pelepasan kain dimulai menjelang bulan Dzulhijah.
Kait pada kain kiswah dilepaskan dari cincin (syazarwan) yang ada di dasar kaki Ka'bah. Kain kiswah ditarik ke atas setahap demi setahap hingga sepertiga mendekati puncaknya.
Setelah ada penentuan waktu pencucian, maka para petugas memasang pembatas mengelilingi Ka'bah di areal thawaf agar jamaah tak mendekati areal tersebut. Proses itu dilakukan usai subuh.
Pada waktu dhuha, imam besar Ka'bah (Tarhil) yang memimpin pencucian itu tiba. Dia adalah dari keluarga raja yang menjadi pengurus tertinggi Ka'bah dan Masjid Al Haram.
Prosesnya adalah pelepasan kiswah, lalu dinding Ka'bah disemprot air biasa. Pencucian kedua, Ka'bah dibersihkan dengan air bercampur minyak wangi. Setelah bersih dan bagian dalam Ka'bah disapu, barulah dipasangkan kiswah baru. Bila semua proses selesai, sekitar 30 menit hingga satu jam, maka raja dan tamu-tamu negara memasuki bagian dalam Ka'bah.