REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Travel umroh dan haji, Qiblat Tour mengapresiasi dan mendukung langkah Kementerian Agama (Kemenag) yang memutuskan menunda pelaksanaan haji tahun 2020 akibat wabah pandemi corona atau covid-19. Dengan kebijakan tersebut maka kerugian yang akan dirasakan oleh travel dan jamaah bisa diminimalisasi.
"Saya atas nama Qiblat Tour, syukur alhamdulillah pemerintah mengambil kebijakan menunda keberangkatan haji tahun ini. Karena, kalau dipaksakan dalam waktu cukup sedikit resikonya akan tambah berat," ujar Direktur Utama Qiblat Tour, Wawan Ridwan saat dihubungi melalui telepon, Selasa (2/6).
Dengan waktu yang sedikit, menurutnya proses pengurusan paspor bisa ada yang tidak selesai. Katanya, hal tersebut bisa menimbulkan kecemburuan antara sesama jamaah. Tidak hanya itu, pemerintah Arab Saudi pun belum membuka aktivitas untuk haji.
Selain itu, ia menuturkan jika administrasi jamaah selesai namun saat di bandara pemerintah Arab Saudi terdapat yang reaktif covid-19 maka siapa yang bertanggungjawab. "Mengurus administrasi itu lima bulan sebelum berangkat," katanya.
Wawan menambahkan saat ini pengurusan visa untuk haji reguler diserahkan dari pemerintah pusat ke kantor wilayah. Katanya, pihaknya tidak mengalami kerugian material dengan penundaan haji namun mengalami kerugian waktu.
"Kalau dipaksakan tahu-tahu disana penginapan belum siap (karena) waktunya tidak cukup. Persoalan waktu hasilnya tidak akan maksimal. Qiblat berharap hasilnya maksimal," kata Ketua Forum Komunikasi Silaturahmi Penyelenggara Haji dan Umroh Jabar.
Ia mengatakan para jemaah pun sudah diberikan penjelasan terkait penundaan tersebut dan memakluminya. Menurutnya, Qiblat Tour tahun ini memberangkatkan 160 calon jamaah haji reguler dan 90 haji khusus.