REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pemerintah Uni Emirat Arab di Abu Dhabi baru-baru ini mengumumkan percobaan klinis fase ketiga untuk vaksin Covid-19. Uji coba tahap ketiga itu, diklaim sebagai uji coba pertama yang terdaftar di WHO.
Mengutip Arab News, Jumat (17/7), tahap uji coba ketiga akan dilakukan pada manusia. Daftar yang ada di WHO itu, menyangkut vaksin virus corona tidak aktif.
Percobaan yang berlangsung di Abu Dhabi tersebut merupakan langkah kerja sama antara Departemen Kesehatan Abu Dhabi serta Grup 42 yang berfokus di bidang kecerdasan buatan dan Grup Biotec Nasional China (CNBG), Sinopharm. Dalam kerja sama antarlembaga dua negara itu, Ketua Departemen Kesehatan Abu Dhabi, Sheikh Abdullah bin Mohammed Al Hamed, menjadi delegasi UEA dalam kepentingan tersebut. Selain dari Wakil Menteri Jamal Al Kaabi.
Sejauh ini, vaksin yang dikembangkan itu telah melewati fase satu dan dua untuk uji klinis tanpa menunjukkan reaksi negatif serius. Tak hanya itu, dari 100 persen percobaan oleh sukarelawan, diklaim menghasilkan antibodi.
Meski proses uji klinis biasanya dibagi menjadi tiga fase, UEA dalam fase pertama saja, digadang-gadang telah menunjukkan adanya faktor keamanan dalam vaksin tersebut. Sementara di fase kedua, ada hasil evaluasi imunogenisitas dan upaya eksplorasi proses imunisasi dalam jumlah individu yang terbatas.
Rencananya, di fase ketiga, UEA akan mempertimbangkan keamanan dan efektivitas untuk vaksin dalam sampel populasi yang lebih besar. Jika, ada kepastian vaksin yang dikembangkan itu teruji aman dan efektif di semua uji klinis. Jika tes ini berhasil, secepatnya UEA dan lembaga lain terkait kerja sama ini, akan berlanjut ke fase pembuatan vaksin skala besar.
https://www.arabnews.com/node/1705431/middle-east