Kamis 30 Jul 2020 12:29 WIB

Mengenal Kisah Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah

Mengenal Kisah Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Mengenal Kisah Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah. Foto ilustrasi: Kain Kiswah tengah dibuat
Foto: muhammad subarkah
Mengenal Kisah Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah. Foto ilustrasi: Kain Kiswah tengah dibuat

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Melalui kekuatan tangannya, seorang seniman kaligrafi memiliki semangat dan komitmen untuk menampilkan karya seni kaligrafi terbaik agar hasilnya dapat tampil menawan saat di ukir di beberapa media. Namun, bagi Mokhtar Alim Shokder seorang kaligrafer tidak lebih terhormat daripada memperlihatkan gairahnya seninya itu pada Kiswa Kaabah.

Mokhtar Alim Shokder, seorang seniman kaligrafi asal Makkah ini jatuh cinta dengan kaligrafi pada usia muda dan mengembangkan keterampilannya selama bertahun-tahun. Setelah karya seninya diterapkan pada Kiswa membuatnya menjadi orang terhormat dan berwibawa seperti sekarang ini.

Baca Juga

Ketika itu, sebagai anak-anak dia bergabung dengan kursus kaligrafi tiga bulan selama musim panas tahun 1977 yang diselenggarakan di masjid besar Makkah. Pada awalnya, ia memperlihatkan keterampilan yang luar biasa, yang mengesankan para gurunya, dan ia dijadikan guru kaligrafi pada tahun berikutnya.

Dengan latihan dan tekad kuat, Shokder semakin jatuh cinta dengan kaligrafi dan merasa lebih bahagia ketika keterampilannya meningkat pada setiap pekerjannya. Shokder mengaku perlu waktu panjangan untuk dapat belajar seni kaligrafi ini.

"Saya berlatih berjam-jam setiap hari karena saya menyukai kaligrafi arab. Teman-teman sekelas saya datang dan meminta tips tentang cara memperbaiki tulisan tangan mereka, "kenangnya.

"Saya merasa bahagia, dengan dorongan yang kuat untuk menyempurnakan keterampilan saya. Saya dan rekan-rekan saya sering berlatih berjam-jam tanpa henti, dengan fokus penuh pada tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk menyempurnakan pekerjaan kami." katanya.

Tipe kaligrafi yang paling dia sukai adalah naskh (tulisan Alquran), naskah serif yang ditandai dengan kurangnya "kait" pada ujung dari garis naik dan turun. Menurutnya tipe ini dianggap sebagai salah satu bentuk paling awal dari kaligrafi Islam dan yang digunakan dalam Alquran. Akan tetapi, ia lebih sering menggunakan fonta Thuluth, karena memungkinkan garis dan lereng melengkung dan miring, dan digunakan untuk menulis di Kiswa.

Shokder mengatakan bahwa metode penulisan Kiswa telah berkembang secara luar biasa, mencatat bahwa kaligrafi itu membutuhkan banyak waktu dan memerlukan kesabaran dan ketepatan.

Ia dipengaruhi oleh beberapa kaligrafi, khususnya oleh kaligrafi abad ke-19  terutama tipe Century Ottoman kaligrafi Sami Efendi, yang karya-karyanya menonjol selama zamannya. Karena desain Efendi menarik untuk penanda huruf vokal, dekorasi, dan angka.

Shokder mengaku karyanya itu Sangat dipengaruhi oleh karya Efendi. Shokder terkesan pertama kali dia melihat salah satu karya Efendi, menyebutnya sebagai model peran untuk semua kaligrafer.

Setelah mengajar kaligrafi selama beberapa tahun di masjid agung, dia mendaftar di Umm Al-Qura University's Art Education Department pada tahun 1989 untuk mengasah keterampilannya.

Dia mengatakan ia mendapat manfaat terbesar dari Muhammad Hassan Abu Al-Khair, seorang profesor di departemen dan seorang kaligrafi terkenal yang dikenal untuk berpartisipasi dalam beberapa kompetisi dan pameran.

Sumber:

https://www.arabnews.com/node/1712016/saudi-arabia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement