REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Arab Saudi Sheikh Abdullatif Al-Asheikh mengumumkan kesediaan Kementerian menerima pelaksanaan umroh di semua miqat. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang disetujui oleh otoritas yang berwenang.
Dilansir di Al Riyadh Daily, Rabu (30/9), ia memuji upaya yang dilakukan para pemimpin dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Di sisi lain, pemerintah juga mengupayakan memberikan kenyamanan dan keamanan kepada warga, masyarakat, dan jamaah umroh.
Menteri Al-Sheikh mengatakan, sejak persetujuan pelaksanaan umroh dibuka secara bertahap, kementerian telah bekerja guna memenuhi semua kebutuhan. Kementerian juga berusaha menyediakan peralatan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan jamaah sesuai dengan standar kualitas dan spesifikasi tertinggi.
Di sisi lain, Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Suci Nabawi akan menerapkan berbagai tindakan pencegahan. Hal tersebut diambil setelah keputusan secara bertahap mengizinkan pelaksanaan umroh akan berlaku pekan depan.
Masjidil Haram akan disterilkan 10 kali sehari, sebelum dan sesudah kedatangan setiap kelompok pelaksana umrah. Air zamzam juga disediakan dalam botol tertutup. Akses ke Ka'bah dan Hajar Aswad ditutup, sementara tawaf (keliling Ka'bah) dilakukan di luar penghalang sementara yang saat ini terpasang. Presidensi Umum juga telah menyiapkan tempat untuk karantina jika ada jamaah umrah yang menunjukkan gejala virus corona baru (Covid-19).
http://alriyadhdaily.com/article/8c31320ed18d468eb0b0e0b2903556ac
http://alriyadhdaily.com/article/142311f849464d2496f13aee8163b68f