Rabu 21 Oct 2020 21:03 WIB

Santiago Paul Erazo: Dari Seni, Adzan, Hingga Jadi Mualaf

Mualaf Santiago Paul Erazo sejak kecil sudah bertanya-tanya tentang tuhan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Elba Damhuri
 Santiago Paul Erazo Andrade memeluk Islam saat berada di Indonesia
Foto:

Dari luar, mungkin keadaan dirinya baik-baik saja. Namun, batin Santiago tetap merasakan kegundahan. Ia masih menganggap diri nya sedang mencari tambatan spiritual, untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mengusik hatinya tentang eksistensi Tuhan.

Setelah beberapa tahun mengajar di Ekuador, Santiago merasa amat merindukan Indonesia. Dari tahun ke tahun, ia selalu mencari kesempatan untuk dapat kembali ke negara di khatulistiwa itu. Gayung bersambut. Kali ini, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI mengadakan beasiswa S-2 bagi para mahasiswa asing. Pada 2016, ia pun berhasil diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jawa Barat.

Berbeda dengan studi sarjana yang lalu, Santiago kali ini cenderung lebih bebas dalam memilih jurusan yang disukainya. Ia menempuh program studi seni rupa. Di kampus tersebut, ia berkenalan dengan banyak teman baru. Bahkan, sempat juga membentuk sebuah grup band musik.

Ketika menjalani studi di Bandung itulah Santiago mulai sering berkumpul dan membahas soal Islam. Hal pertama yang dia bicarakan dengan kawan-kawannya adalah tentang adzan. Bagaimana tidak? Lima kali dalam sehari gema panggilan sholat itu berkumandang melalui pengeras suara di masjid-masjid. Santiago bertanya-tanya mengenai arti dari adzan itu. Inilah langkah awalnya mempelajari Islam.

Semakin lama, ia merasa semakin yakin bahwa Islam-lah agama yang sesuai dengan prinsipnya selama ini mengenai eksistensi Tuhan.Yakni, Tuhan tidak mungkin sama seperti manusia yang menyembah-Nya.

"Rasanya, dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin belajar Alquran karena penasaran dengan arti dari bacaan indah itu. Saya juga berbincang dengan beberapa teman tentang Alquran. Lalu, sebelum bulan puasa 2018, saya ingin memeluk Islam," ujar Santiago saat dihubungi Republika.co.id.

Saat mempelajari Alquran, sepanjang hari, Santiago hanya memutar lantunan ayat suci beserta terjemahan Alquran berbahasa spanyol dari YouTube. Sembari melakukan kegiatan sehari-hari, lantunan ayat suci tidak pernah lepas dari telinganya. Dalam satu hari, ia bahkan bisa khatam mendengarkan Alquran dari awal hingga akhir.

Hampir dua tahun lamanya Santiago mempelajari Alquran terjemahan. Namun, itu tidak cukup baginya. Ia semakin ingin mendalami isi kandungan Alquran tersebut.Melalui seorang kawan, Santiago kemudian diperkenalkan kepada seorang ustadz di Masjid Lembang, Bandung. Ia pun semakin sering berdiskusi untuk mendalami Islam.

Ustadz tersebut menyarankan agar Santiago menjadi Muslim agar dapat mendalami Islam dengan lebih baik. Ketika itu, Santiago belum berkenalan dengan istrinya saat ini.

Baru pada akhir April 2018, dia bertemu dengan Dita Oktaria, perempuan yang kini menjadi istrinya. Ketika itu, Santiago harus menyelesaikan tugas membuat jam otomatis.Karena membutuhkan bantuan ahli IT, ia pun memutuskan untuk mencarinya di Fakultas IT, tempat istrinya dahulu menempuh studi pascasarjana.

Takdir Allah menuntunnya mendatangi laboratorium tempat Dita sedang belajar. Karena Dita wanita yang percaya diri dengan kemampuan berbahasa Inggrisnya, Dita pun mencoba membantu Santiago mencari orang yang dibutuhkannya. Dari sanalah mereka menjalin hubungan pertemanan dan menjadi dekat.

Santiago memutuskan untuk menjadi mulaf di awal Mei 2018, sepekan setelah berkenalan dengan Dita. Pria itu berikrar secara resmi untuk memeluk Islam di sebuah mas jid di Lembang, Bandung.

Santiago memahami bahwa ketika dirinya mengucapkan sya ha dat untuk menjadi Muslim, artinya dia menjadi seperti bayi yang baru lahir, belum berlumur dosa. Karena tidak ingin berdosa dan tertarik untuk menikahi Dita, Santiago memutuskan untuk melamar Dita menjadi istrinya.

Namun, permintaan itu ditolak Dita. Perempuan asal Bengkulu itu masih merasa ragu dengan keseriusan Santiago. Mereka baru sepekan berkenalan dan Dita tidak mengetahui secara mendalam latar belakang Santiago.

Meski demikian, keduanya tetap berhubungan dekat. Setelah San tiago bersyahadat, Dita berniat membantu Santiago mendalami Islam sekaligus mengenal pria itu lebih dekat. Untuk itu, Dita mengajak Santiago mengunjungi kedua orang tuanya di Bengkulu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement