IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) di Jeddah Eko Hartono menyebut jamaah umroh asing sudah mulai berdatangan di Saudi. Kedatangan mereka menandai dimulainya umroh tahap ketiga, Ahad (1/11).
"Untuk tahap ketiga mulai 1 November ini sudah berdatangan jamaah umroh. Tapi belum diketahui dari mana saja," kata Eko dalam pesan yang diterima Ihram.co.id, Ahad (1/11).
Dari sekian negara yang diizinkan mengirimkan jamaahnya, ia mengonfirmasi Indonesia dan Pakistan ada di antara daftar tersebut. Jamaah umroh dari Indonesia disebut perdana akan berangkat menggunakan maskapai Saudi Airlines, dengan estimasi waktu keberangkatan pukul 16.00 WIB. Eko Hartono menyebut jamaah yang berangkat minimal 50 orang.
"Sementara ini, penerbangan yang tersedia baru Saudi Airlines. Sepertinya sampai dengan Desember nanti," kata dia.
Ia menilai langkah ini diambil untuk uji coba, agar kontrol protokol kesehatan lebih mudah. Namun, ia meyakinkan akan memperjuangkan agar maskapai Indonesia bisa segera mengangkut jamaah.
Eko selanjutnya membenarkan jamaah yang telah tiba di Arab Saudi harus menjalani karantina selama tiga hari sebelum menuju Masjidil Haram untuk umroh. Sejauh ini, peraturan karantina berlaku hanya saat kedatangan.
Sebelumnya, diberitakan sekitar 10 ribu jamaah umroh internasional tiba di Arab Saudi untuk pertama kalinya. Setelah tujuh bulan absen melakukan umroh dan mengunjungi Masjid Nabawi, kini jamaah pertama tahap ketiga dimulainya kembali umroh siap melakukan ritual.
Menurut Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Amr Al-Maddah, 10 ribu jamaah yang datang dari luar negeri harus mendapat izin terlebih dahulu. Saat tiba, jamaah harus mengisolasi diri selama tiga hari sebelum ke miqat.
Dilansir di Arab News, Ahad (1/11), puluhan ribu jamaah ini dapat tinggal di Kerajaan hingga 10 hari. Tiga hari di antaranya digunakan untuk isolasi.
Sesuai protokol kesehatan yang ditentukan Saudi, 500 kelompok jamaah internasional ditetapkan sepanjang hari, dengan masing-masing mencakup 20 jamaah. Batas usia maksimal jamaah internasional yakni 50 tahun.
Wakil Menteri Haji menambahkan, negara-negara yang ingin mengirimkan jamaahnya akan terus dievaluasi oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Saudi serta Kementerian Kesehatan.