IHRAM.CO.ID, JAZAN -- Di pegunungan perbatasan selatan Arab Saudi dengan Yaman, terletak sebuah desa dengan merek kopi yang akan segera menemukan momentumnya. Aal Qotail di provinsi Al-Daair wilayah Jazan merupakan basis Jabaliyah dengan 15.000 pohon kopi.
Biji khowlani yang telah tumbuh lama menjadi bagian dari warisan wilayah ini. Tetapi, baru beberapa waktu belakangan ini berkembang menjadi industri yang layak, berkat dukungan ganda dari pemerintah dan sektor swasta.
Jabaliyah merupakan sebuah usaha bisnis Saudi yang bertujuan membawa biji khowlani yang sederhana menjadi produk konsumsi mewah di mana pun. Usaha ini merupakan merek kopi pertama yang secara eksklusif berasal dari Arab Saudi
Salah satu pendiri Jabaliyah, Ali Al-Sheneamer, mengatakan meski mereka hanya tim kecil, namun pihaknya memiliki rencana ambisius untuk berkembang.
"Kami memulai usaha ini beberapa tahun yang lalu bersama usaha Mango Jazan. Kami yakin telah menciptakan merek yang bagus," kata Al-Sheneamer, mengacu pada usaha buah tropis mereka sebelumnya, dilansir di Arab News, Selasa (3/11).
Saat ini, pihaknya telah mengarahkan pandangan dan wawasan yang lebih luas pada potensi penanaman kopi yang melimpah di kawasan tersebut. Tak hanya Jabaliyah, ia juga memiliki rencana lain di masa depan, yang produknya berasal dari wilayah Jazan maupun wilayah lain di Arab Saudi.
Biji kopi telah ditanam di pegunungan Jazan yang diselimuti awan selama ratusan tahun. Hingga saat ini, industri pertanian kecil ini hanya melayani konsumsi lokal. Berkat dukungan pemerintah bagi petani lokal, kini pertanian di kawasan tersebut berkembang pesat.
"Aramco telah melakukan program yang bagus. Mereka mendidik petani tentang metode irigasi terbaik dan bagaimana meningkatkan kualitas. Jadi, kami melihat perkembangan pesat selama lima hingga tujuh tahun terakhir dalam penanaman biji kopi," kata Al-Sheneamer.
Tim Jabaliyah disebut telah menjelajahi tanaman lokal untuk mendapatkan hasil berkualitas tinggi untuk diinvestasikan. Nantinya, hasil tersebut akan menghasilkan keuntungan tidak hanya untuk merek mereka tetapi juga petani.
Al-Sheneamer menegaskan jika pihaknya ingin para petani menciptakan nilai yang lebih baik. Kebanyakan tim yang bergabung dengannya merupakan orang yang bergelut di bidang pemasaran.
"Kami berada dalam mode bisnis di mana jika Anda menjual komoditas, Anda mendapat keuntungan untuk itu. Jika Anda menjual barang bermerek, Anda memaksimalkan nilainya. Jadi, kami ingin memaksimalkan nilai bagi para petani," kata dia.
Ia juga menyebut tidak ingin menegosiasikan harga dengan para petani. Ia ingin petani mendapatkan keuntungan yang bagus, sehingga mereka dapat berinvestasi untuk mengembangkan kapasitas mereka.
Salah satu keinginannya adalah menjadikan petani di wilayah tersebut menjadi lebih profesional dan mempekerjakan lebih banyak orang. Kualitas produk juga terus meningkatkan kualitas, sehingga menjadi industri yang cukup besar dan menguntungkan semua pihak.
Al-Sheneamer menyebut dirinya berasal dari keluarga petani di pedesaan Jazan. Prinsip memberi petani kesepakatan yang lebih baik atas hasil panen mereka disebut berasal dari hatinya.
Kebanyakan orang di desa maupun kota kecil bekerja sebagai petani. Saat ini, secara spesifik ada 600 hingga 700 petani kopi yang tergabung dalam bidang usaha tersebut.
Meskipun dia ingin, saat ini Al-Sheneamer tidak bisa membeli dari setiap petani. Namun seiring berjalannya waktu, dia ingin membantu masyarakat pedesaan beradaptasi dengan tuntutan ekonomi modern, memahami pengiriman dan logistik, dan menjauhkan para petani dari metode pertanian tradisional.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian, Kerajaan saat ini memiliki sekitar 125.000 pohon kopi, dengan 76.000 di antaranya menghasilkan biji. Al-Sheneamer memperkirakan pasar akan berlipat ganda dalam dua hingga tiga tahun mendatang karena lebih banyak pohon mulai berproduksi.
"Pemerintah memiliki visi meningkatkan pohon biji kopi di wilayah ini menjadi 1 juta pada tahun 2030. Itu ukuran yang sangat besar dan menantang, mengingat medan yang sulit untuk menanam dan memanfaatkan pegunungan. Tetapi ini menunjukkan ada tekad dari pemerintah untuk menciptakan industri ini dan memberi tempat bagi biji kopi Saudi ini, biji khowlani, di peta," lanjutnya.
Al-Sheneamer mengakui perlu waktu bagi para petani untuk membiasakan diri dengan integrasi bisnis modern. Tetapi, Jabaliyah berkomitmen untuk bekerja dengan petani dan membantu mereka melakukan transisi. Keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat pedesaan diprediksi bisa sangat besar.
Al-Sheneamer melakukan keajaiban serupa dengan Mango Jazan. Beberapa tahun yang lalu, saat berkunjung ke wilayah tersebut, dia melihat banyaknya pohon mangga yang saat ini ada sekitar 400.000 pohon.