Senin 09 Nov 2020 06:43 WIB

Dua Opsi Ritual Ibadah Haji Indonesia

Ritual ibadah haji Indonesia ada dua opsi.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Dua Opsi Ritual Ibadah Haji Indonesia. Foto: Jamaah haji sedang melaksanakan shalat wajib di Masjidil Haram pada musim haji 1440 H / 2019 M (Ilustrasi).
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Dua Opsi Ritual Ibadah Haji Indonesia. Foto: Jamaah haji sedang melaksanakan shalat wajib di Masjidil Haram pada musim haji 1440 H / 2019 M (Ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Ibadah Haji menjadi ritual tahunan di bulan Dzulhijjah yang masih menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi mereka yang hendak melaksanakannya sekalipun telah melakukan pelatihan manasik berkali-kali. Indonesia memiliki metode haji tamatu yang mana memulai ibadah begitu sampai di Makkah dengan thawaf qudum (thawaf kedatangan) melalui umroh terlebih dahulu, lalu kemudian bisa melepas ihram untuk bisa santai sejenak sebelum mengahdapi rukun dan ritual wajib haji.

Ustaz Firman Arifand dalam bukunya "Perihal Penting Haji yang Sering

Baca Juga

Ditanyakan" menuliskan urutan komplit ritual jamaah haji Indonesia. Menurutnya ada dua opsi ritual jamaah haji Indonesia yang sudah menjadi kebiasan. Yaitu:

Opsi Pertama

Firman menuturkan, jika diurutkan maka skema pekerjaan haji sejak kedatangan hingga tuntas bagi jamaah haji Indonesia adalah berikut:

1. Menuju Makkah, Niat untuk Ihram umroh start miqat (Yalamlam, Jeddah, atau Bir Ali bagi yang landing di Madinah terlebih dahulu).

2. Tiba di Makkah, melakukan umroh. Selesai tahalul bisa ganti baju biasa tanpa ihram.Menunggu hari-hari rukun haji bisa lebih santai.

3. Masuk tanggal 8 Dzulhjjah boleh berangkat mengambil sunnah tarwiyah di Mina, tergantung kebijakan rombongan.

4. Tanggal 9 subuh bergerak menuju arafah, sudah berihram dan niat haji. Sholat Dzuhur dan Ashar dijamak. Mendengarkan khutbah, melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang Arafah hingga Maghrib tiba.

5. Setelah Maghrib sudah boleh mulai bergerak ke Muzdalifah untuk mabit sejenak mengambibatu secukupnya tidak perlu banyak-banyak.

6. Tengah malam sudah boleh bergerak ke Mina, kemudian pagi tanggal 10 bergerak melempar jumrah aqabah 7 kali lemparan. Selanjutnya bisa bergerak kembali ke Mekah untuk thawaf ifadah, sa’i dan tahalul lalu ganti pakaian biasa.

7. Kembali ke Mina untuk lempar jumrah ula dan wustha di tanggal 11 dan 12. Kondisi sudah berpakaian bebas bagi yang sudah tahallul.

8. Bagi yang mengambil nafar awwal, maka setelah ashar 12 dzulqa’dah harus sudah keluar dari Mina. Jika sampai maghrib masih di mina maka harus menyelesaikan nafar tsani dengan menginap semalam lagi dan melengkapi jumrahnya di hari ke 13.

Opsi kedua

Ustadz Firman menuturkan, opsi kedua yang biasa dilakukan jamaah haji

Indonesia agar tidak terlalu lama menggunakan kain ihram, bisa mandi, pakai pakaian biasa, cukur kumis, dan lain-lainnya adalah ketika bergerak dari arafah ke muzdalifah setelah maghrib, mabit sebentar sembari mengumpulkan kerikil secukupnya, mereka langsung merapat ke mekah untuk langsung thawaf ifadah, sa’i, dan tahalul.

"Lalu pulang ke hotel untuk mandi segar dan ganti pakaian bebas," katanya.

Baru kemudian bergerak ke Mina untuk jumrah sejak 10 hingga 12 dzulhijjah bagi yang nafar awal, dan hingga 13 dzulhijjah bagi yang melengkapi nafar

tsani. Hal ini biasanya sering dilakukan oleh jamaah haji plus yang jumlah anggotanya sedikit karena mudah untuk dikoordinasikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement