Senin 16 Nov 2020 17:19 WIB

Arab Saudi Pertimbangkan Gunakan Hidrogen Hijau

Arab Saudi memiliki energi terbarukan yang sangat murah, yaitu sinar matahari.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Arab Saudi Pertimbangkan Gunakan Hidrogen Hijau. Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh akan menjadi salah satu lokasi proyek kota hijau terbesar dunia.
Foto: Arab News
Arab Saudi Pertimbangkan Gunakan Hidrogen Hijau. Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh akan menjadi salah satu lokasi proyek kota hijau terbesar dunia.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pada awal Juli, perusahaan gas AS Air Products & Chemicals meluncurkan rencana membangun pabrik hidrogen hijau di Arab Saudi. Proyek ini disebut-sebut sebagai proyek terbesar di dunia.

Majalah daring AS Yale Environment 360 (Yale E360) melaporkan sejumlah pabrik Arab Saudi sedang mempertimbangkan penggunaan hidrogen hijau yang ramah lingkungan.

Baca Juga

Hidrogen hijau diproduksi melalui proses kimia yang dikenal sebagai elektrolisis, di mana mesin memecah air menjadi hidrogen dan oksigen, tanpa produk sampingan lain. Termasuk karbon dioksida yang dipancarkan ke atmosfer.

Rencana pembangunan pabrik hidrogen hijau diharapkan akan didukung oleh 4 gigawatt tenaga angin dan matahari. Proyek senilai 5 miliar dolar Amerika itu akan dimiliki bersama oleh Air Products, ACWA Power, dan Neom Arab Saudi, kota besar baru yang direncanakan di dekat perbatasan Saudi dengan Mesir dan Yordania.

Pemimpin Program Teknologi Terobosan Rocky Mountain Institute yang berbasis di Colorado, Thomas Koch Blank mengatakan Arab Saudi memiliki energi terbarukan yang sangat murah. "Matahari terus bersinar setiap hari dan angin bertiup setiap malam. Sulit untuk dikalahkan,” kata Blank dikutip Sputnik News, Senin (16/11).

Blank menunjukkan selain Arab Saudi, beberapa negara Timur Tengah lainnya, negara-negara di Eropa dan Asia telah mulai merangkul produksi hidrogen hijau yang berarti sebuah kabar baik. Peneliti Energi untuk Organisasi Nirlaba berbasis di New York, Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam, Rachel Fakhry menjelaskan penggunaan hidrogen hijau dalam industri padat energi seperti manufaktur beton dan baja, juga sebagai bagian dari sektor transportasi yang sangat menjanjikan.

Namun, ada beberapa orang yang membahas tentang tingginya biaya untuk memproduksi bahan bakar baru dan fakta bahwa hidrogen hijau sulit disimpan dan diangkut tanpa pipa. Adapun Arab Saudi, pembangunan pabrik penghasil hidrogen hijau di Neom disebut-sebut di sana sebagai bagian dari upaya Riyadh untuk mengubah Saudi menjadi pusat global penting untuk energi terbarukan.

"Ini adalah momen penting untuk pengembangan Neom dalam Visi 2030 Arab Saudi yang berkontribusi pada energi bersih dan strategi ekonomi karbon sirkular,” ujar CEO Proyek Neom, Nadhmi Al Nasr dalam sebuah pernyataan awal tahun.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan dalam sebuah laporan bulan lalu, pandemi virus Covid-19 yang sedang berlangsung telah memicu penurunan ekonomi terbesar di sektor minyak dan gas global. Menurut dokumen itu, harga minyak masing-masing bisa turun dari 31,5 persen menjadi 27,5 persen dari 2019 hingga 2045 dan akan mencapai puncaknya pada akhir periode yang ditandai. 

https://sputniknews.com/middleeast/202011151081173294-energy-u-turn-will-saudi-arabia-go-green/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement