IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Ada keutamaan jika diberikan kemampuan berangkat haji ke Tanah Suci sebaiknya dilakukan dengan cara berjalan kaki daripada dengan kendaraan. Banyak keistimewaan bagi jamaah haji jalan kaki.
Dalam Kitab Ittihafus Sadah Al-Muttaqin Syarah Ihya’ Ulumiddin Syekh Muhammad bin Muhammad al-Husaini Azabidy menyampaikan, diriwayatkan dari Aisyah r.ha. secara marfu bahwa. "Sesungguhnya para malaikat bersalaman dengan jamaah haji yang datang dengan menaikkan kendaraan dan berpelukan dengan jamaah haji yang datang dengan berjalan kaki."
Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi dalam kitabnya Fadilah Haji menerangkan hadits di atas. Diriwayatkan apabila Ibnu Abbas radhiallahu lanhuma sakit, maka ia akan berkata aku tidak menyesal akan sesuatu sebagaimana penyesalanku terhadap diriku ketika aku belum pernah pergi berhaji dengan berjalan kaki.
Hal ini disebabkan karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dalam surat Al Hajj ayat 27 yang artinya.
"Dan serulah manusia untuk berhaji, mereka datang kepadamu dengan berjalan dan berkendaraan unta yang telah kurus. Mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.
Menurut Syekh Maulana Muhammad Zakariya dalam ayat ini, orang yang pergi berhaji dengan berjalan kaki disebutkan terlebih dahulu.
Dalam Kitab ad-Durrul Mantsur Fit-Tafsir Bil-Ma’tsur Syekh Jalaluddin as-Suyuthi menuliskan, bahwa Mujahid rah.a berkata, "Nabi Ibrahim dan nabi Ismail menunaikan Haji dengan berjalan kaki."
Sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Adam berjalan kaki dari India untuk berhaji sebanyak seribu kali. Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa Nabi Adam pergi berhaji sebanyak empat puluh kali dan berjalan kaki.
Ibnu Abbas radhiyallahu anhum meriwayatkan bahwa kebiasaan para nabi alaihimus salam adalah pergi haji dengan berjalan kaki.
Mulla Ali Qari'rah.a menuliskan bahwa ketika telah memasuki tanah haram, yang paling utama adalah berjalan kaki. Imam Ghazali rah.a bahwa yang paling utama bagi orang yang mampu adalah jalan kaki. Karena Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma ketika hampir wafat telah berwasiat kepada anaknya supaya pergi berhaji dengan berjalan kaki.
Ia juga berkata, "Oang yang berjalan kaki akan ditulis baginya tujuh ratus kebaikan dari setiap langkahnya, dan setiap satu kebaikan sama dengan seratus ribu kebaikan. Oleh karena itu yang paling utama bagi orang yang bisa berjalan kaki ia akan mendapati jalan dalam keadaan aman, hendaknya ia pergi belajar dengan jalan kaki.
"Jadi syaratnya jalan kaki dalam keadaan aman," katanya.
Dan paling tidak, ketika berangkat ke Arafah untuk menaikkan ibadah haji hendaknya para pemuda dan orang yang mampu untuk jalan berangkat dengan jalan kaki, karena di samping mendapatkan pahala yang banyak rumah perkara-perkara mustahab bisa terjaga dari di setiap tempat.
"Jika terikat dengan kendaraan, seseorang tentu tidak bisa bebas berhenti di setiap tempat," katanya.