Dia juga dituduh menerima wawancara dengan beberapa jaringan media asing dan "dengan tujuan tertentu menyebarkan" informasi tentang virus di Wuhan. Zhang kemuduan dianjurkan hukuman empat sampai lima tahun.

Sebagai protes terhadap penangkapannya, Zhang melakukan mogok makan. Laporan mengatakan ia saat ini dalam kondisi kesehatan yang sangat buruk. Salah satu pengacaranya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ketika dia mengunjunginya pada awal Desember lalu.

Zhang mengatakan kepada pengacaranya bahwa dia dicekoki secara paksa melalui tenggorokan dengan selang makanan. Dia juga mengatakan dia menderita sakit kepala, pusing, dan sakit perut.

"Semua kegiatan dibatasi 24 jam sehari, dia membutuhkan bantuan untuk pergi ke kamar mandi, dan dia membolak-balikkan tidurnya," kata pengacara Zhang Keke dilansir dari BBC. Zhang mengaku merasa lelah secara psikologis, seperti setiap hari adalah siksaan.

Pengacaranya telah mengajukan penundaan persidangan karena kondisi kesehatan Zhang. Itu bukan kali pertama penahanan sepihak yang dirasakan Zhang, sebelumnya ia pernah ditahan pada 2019 karena menyuarakan dukungan untuk aktivis di Hong Kong.

Leo Lan, konsultan penelitian dan advokasi di CHRD, mengatakan hukuman terakhir Zhang sangat mengkhawatirkan. "Hukuman dia sangat berat. Pemerintah China sangat bertekad untuk membungkamnya dan mengintimidasi warga lain yang mencoba mengungkap apa yang terjadi di Wuhan," katanya kepada BBC.

"Saya prihatin dengan nasib warga lain yang ditahan yang juga melaporkan berita tentang pandemi."

Beberapa jurnalis warga lainnya yang melaporkan dari Wuhan-Li Zehua, Chen Qiushi dan Fang Bin-hilang awal tahun ini.

Li akhirnya muncul kembali, mengatakan dia dikarantina secara paksa, sementara Chen dilaporkan tinggal bersama keluarga tetapi di bawah pengawasan pemerintah. Keberadaan Fang Bin masih belum diketahui.

Ikuti Whatsapp Channel Republika