Jumat 19 Feb 2021 19:30 WIB

Inggris Siap Salurkan Surplus Vaksin untuk Negara Berkembang

Inggris berencana menyalurkan kelebihan dosis vaksin Covid-19 melalui COVAX.

Inggris Siap Salurkan Surplus Vaksin untuk Negara Berkembang. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memegang sebotol vaksin Pfizer BioNTech saat mengunjungi pusat vaksinasi COVID-19 di Batley, West Yorkshire, Inggris, Senin, 1 Febru
Foto:

PM Johnson juga mengumumkan Inggris ingin memangkas waktu pengembangan vaksin baru sebanyak dua pertiga kali, menjadi 100 hari saja. Ia telah meminta otoritas terkait, bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), salah satu pelopor COVAX, untuk menyerukan G7 mempercepat proses pengembangan itu.

"Pengembangan vaksin Covid-19 dalam waktu sekitar 300 hari merupakan suatu pencapaian global yang hebat dan belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan memangkas waktu pengembangan vaksin baru untuk penyakit yang muncul kemudian, kita mungkin dapat mencegah malapetaka kesehatan, ekonomi, dan sosial seperti dalam krisis saat ini," kata dia.

Kasus Covid-19 pertama terdeteksi di Wuhan, China, pada akhir Desember 2019. Kemudian pada November 2020, terhitung 314 hari setelahnya, Pfizer-BioNTech mengumumkan keberhasilan pertama uji coba vaksin.

Kelompok tujuh negara ekonomi terbesar dunia, G7, yang terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat, serta Uni Eropa akan menggelar konferensi virtual tertutup pada Jumat malam pukul 21.00 WIB.

 

Para pemimpin negara G7 diharapkan dapat memberikan dukungan bagi prioritas kesehatan yang diajukan oleh Inggris sebagai tuan rumah tahun ini, serta akan membahas sejumlah isu, termasuk pemulihan ekonomi hijau dari pandemi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement