Ahad 07 Mar 2021 01:15 WIB

Utusan Khusus PBB Serukan Tindakan Terhadap Junta Myanmar

Menurut PBB, sudah lebih dari 50 pengunjuk rasa tewas.

Utusan Khusus PBB Serukan Tindakan Terhadap Junta Myanmar. Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan saat mereka berbaris selama protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 05 Maret 2021. Protes anti-kudeta terus berlanjut pada 05 Maret meskipun tindakan keras terhadap demonstran semakin meningkat oleh pasukan keamanan. Lebih dari 50 orang tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan, sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021.
Foto:

Militer mengatakan telah menahan diri dalam menghentikan protes, tetapi menyatakan tidak akan membiarkan aksi unjuk rasa mengancam stabilitas. Pada Sabtu di Kota Daweidi selatan, pengunjuk rasa meneriakkan "Demokrasi adalah tujuan kami" dan "Revolusi harus menang".

Para pengunjuk rasa juga berkumpul di kota terbesar, Yangon. Ratusan ribu orang turun ke jalan berkali-kali. Mereka bersumpah untuk melanjutkan aksi di negara itu.

Myanmar hampir setengah abad berada di bawah kekuasaan militer hingga reformasi demokrasi tercipta pada 2011, namun terputus oleh kudeta. "Harapan politik mulai bersinar. Kita tidak boleh kehilangan momentum revolusi. Mereka yang berani bertarung akan mendapatkan kemenangan. Kita pantas menang," tulis salah satu pemimpin protes, Ei Thinzar Maung, di Facebook.

Sedikitnya satu orang tewas oleh pasukan keamanan dalam demonstrasi pada Jumat. Seorang pejabat Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi beserta remaja keponakan sang pejabat juga ditikam sampai mati oleh pendukung militer.

Tentara dan polisi Myanmar yang bersenjata dilaporkan menggunakan TikTok untuk menyampaikan ancaman pembunuhan terhadap pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer, hingga mendorong pengelola aplikasi video singkat itu menghapus konten yang memicu kekerasan. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement