Jumat 19 Mar 2021 08:35 WIB

Tenaga Kesehatan Brasil Kewalahan Tangani Pasien ICU

Brasil menyumbang 1 dari enam infeksi virus corona yang dilaporkan di seluruh dunia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas kesehatan memindahkan pasien yang diduga terinfeksi COVID-19 ke Rumah Sakit HRAN khusus perawatan kasus baru virus corona, di Brasilia, Brasil. ilustrasi
Foto: AP/Eraldo Peres
Petugas kesehatan memindahkan pasien yang diduga terinfeksi COVID-19 ke Rumah Sakit HRAN khusus perawatan kasus baru virus corona, di Brasilia, Brasil. ilustrasi

IHRAM.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Pandemi corona semakin tak terkendali di Brasil. Munculnya varian baru virus korona yang lebih menular dan kurangnya tindakan pencegahan, termasuk peluncuran vaksinasi yang tidak merata membuat Brasil menjadi episentrum pandemi Covid-19 secara global.

Lebih dari 284 ribu warga Brasil telah meninggal dunia karena virus korona. Menurut penghitungan Reuters, Brasil sekarang menyumbang satu dari setiap enam infeksi virus corona yang dilaporkan di seluruh dunia.

Baca Juga

Negara itu kini kekurangan tenaga medis di unit perawatan intensif. Beberapa profesional medis mengaku mengalami kelelahan fisik dan psikis setelah berbulan-bulan melakukan pekerjaan untuk merawat ribuan pasien Covid-19 yang angkanya terus bertambah.

"Jumlah dokter perawatan intensif mengalami kekurangan," ujar Presiden Asosiasi Medis Brasil (AMB) Cesar Eduardo Fernandes.

Menurut institut biomedis Fiocruz, sistem kesehatan Brasil sedang goyah karena kapasitas unit perawatan intensif di 25 negara bagian distrik federal telah mencapai batas maksimum yaitu 80 persen. Sementara 19 ibu kota negara bagian telah melewati 90 persen kapasitas. Pada Kamis (18/3) Sao Paulo mencatat kematian pertama dari seorang pasien yang menunggu tempat tidur di ICU.

“Kami melihat pasien datang dengan kecepatan yang tidak dapat kami tangani. Hal ini menyebabkan kami para profesional kesehatan sudah lelah, mengalami stres tambahan, karena kami tahu bahwa kami tidak melayani semua orang yang membutuhkan kami," ujar Kepala perawatan intensif di Rumah Sakit Sao Paulo, Flavia Machado.

Machado menambahkan bahwa semua rekan-rekannya mengalami kelelahan dan emosional, yang mengancam kemampuan pengambilan keputusan mereka. Kondisi ini juga dapat meningkatkan kemungkinan mereka melakukan kesalahan.

Di banyak negara bagian, gubernur dan walikota berjuang untuk membuka rumah sakit lapangan karena kurangnya tenaga profesional yang memenuhi syarat. Pejabat kesehatan masyarakat membatalkan operasi elektif dan mengubah sayap rumah sakit menjadi ICU darurat, tetapi masih menghadapi kekurangan sumber daya manusia.

Brasil memiliki lebih dari 540 ribu dokter dengan rasio dokter per kapita yang tidak jauh dari Amerika Serikat. Namun, hanya sebagian kecil yang memenuhi syarat untuk bekerja di perawatan ICU khusus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement