Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mendukung seruan itu, mengatakan dia terkejut dengan penggunaan kekerasan mematikan terus-menerus terhadap warga sipil. Singapura juga telah menyatakan ketidaksetujuannya.
Meski ditekan, militer Myanmar tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan kudeta. Jenderal Senior Min Aung Hlaing membenarkan perebutan kekuasaan yang mengklaim pemilihan 8 November yang mengembalikan partai pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi ke tampuk kekuasaan adalah penipuan, sebuah tuduhan yang ditolak oleh komisi pemilihan. Dia telah menjanjikan pemilihan baru tetapi belum menetapkan tanggal.
Pada Sabtu, pemimpin kudeta mengunjungi pulau-pulau Coco, salah satu pos terdepan paling strategis di Myanmar, sekitar 400 kilometer dari selatan Yangon. Ia mengingatkan anggota angkatan bersenjata di sana bahwa tugas utama mereka adalah mempertahankan negara dari ancaman eksternal.
Surat kabar Kyemon yang dikelola pemerintah secara mencolok menampilkan kutipan dari pahlawan kemerdekaan Aung San, ayah Suu Kyi, yang pada tahun 1947 berkata: "Merupakan kewajiban setiap orang untuk mengorbankan hidup mereka dan mempertahankan serta melawan penghinaan negara asing."
Aung San Suu Kyi (75 tahun) menghadapi tuduhan penyuapan dan kejahatan lain yang membuatnya dilarang dari politik dan dipenjara jika terbukti bersalah. Pengacaranya mengatakan tuduhan itu dibuat-buat. Gerakan perlawanan mendapat dukungan selama akhir pekan ini dari para demonstran di beberapa tempat di luar negeri, termasuk Tokyo, Taipei di Taiwan, dan Times Square di New York City.