Dalam bahasa Arab, ribat memiliki banyak makna. Ribat bermakna sesuatu yang dibuat untuk mengikat tali, pasukan berkuda, markas tentara, dan tempat yang diwakafkan untuk fakir miskin. Dalam bahasa Indonesia, ribat diartikan gedung atau tempat melakukan pelatihan ibadah dan kewajiban lain.
Dalam perjalanan sejarah ada juga kerajaan Islam yang mengambil nama ribat sebagai dinasti. Dinasti yang dikenal dengan al-Murabitun didirikan Yahya bin Umar dengan Abdullah bin Yasin sebagai penasihat spiritual. Dinasti ini berkuasa hampir 90 tahun dengan wiayah Maroko, Gurun Sahara, dan sebagian Spanyol.
Perkembangannya saat ini, ribat lebih banyak digunakan untuk aktivitas tarekat dan ibadah. Di dalam ribat kaum sufi dilatih dengan berbagai pendidikan agama dan melaksanakan suluk tertentu dengan arahan seorang mursyid.
Ribat juga dilengkapi tempat shalat dan mihrab untuk membaca Alquran. Saat menjalani suluk, pengikut tarekat berdiam diri di dalam ribat selama beberapa waktu. Mereka menghabiskan waktu dengan melakukan ibadah kepada Allah SWT dengan bimbingan guru yang biasanya juga tinggal bersama di dalam ribat.