Rabu 05 May 2021 09:56 WIB

Turki: Biden Punya Agenda Soal Tuduhan Genoside Armenia

Agenda tersenbuny Joe Biden Soal Tuduhan Genosida Turki

Para pengungsi Armenia pada konflik 1915.
Foto:

Masa depan hubungan AS-Turki

Terkait hubungan AS-Turki, Oktay mengatakan Turki sudah mengupayakan membuka saluran komunikasi dan berharap ini bisa menjadi awal baru dalam hubungan kedua negara.

Dia menyoroti keputusan AS mengirimkan senjata berton-ton ke organisasi teror YPG / PKK / PYD yang menurut Oktay adalah masalah nyata antara Ankara dan Washington dalam beberapa tahun terakhir.

Masalah lainnya adalah pimpinan organisasi teror FETO, Fetullah Gulen, yang tinggal di AS, tetapi "AS tidak melakukan apa-apa".

"Presiden Erdogan dan Biden akan bertemu saat KTT NATO pada Juni. Jadi, mudah-mudahan itu menjadi awal yang baru," jelas Oktay.

Wapres Turki juga membahas perjuangan Turki dalam melawan kelompok teror YPG/PYD yang akan tetap menjadi prioritasnya.

"Karena ini terkait langsung dengan keamanan kita, keamanan rakyat kita sendiri, dan keamanan perbatasan kita," tambah dia.

Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teroris di Turki, AS, dan Uni Eropa - bertanggung jawab atas kematian setidaknya 40.000 orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi.

FETO dan pemimpinnya yang berbasis di AS, Fetullah Gulen, merancang upaya kudeta pada 15 Juli 2016, yang menewaskan 251 orang dan melukai 2.734 orang.

Ankara juga menuduh FETO berada di balik kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, terutama militer, polisi, dan pengadilan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement