IHRAM.CO.ID, KHAPLU -- Warga di wilayah pegunungan Gilgit-Baltistan di Pakistan utara merayakan ramadhan dalam kegegalapan. Pemadaman listrik harian hingga 20 jam atau lebih di beberapa distrik telah mendorong penduduk setempat untuk memprotes karena harus merayakan Ramadhan dalam kegelapan.
Gilgit-Baltistan, bagian miskin dari wilayah Kashmir yang lebih besar, adalah pintu gerbang Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC). Wilayah itu memiliki potensi tinggi untuk menghasilkan energi dari tenaga air. Namun, penduduknya sejauh ini hanya memperoleh sedikit manfaat dari proyek infrastruktur senilai 65 miliar dolar AS tersebut, dilansir di Arab News, Jumat (7/5).
Saat ini, bisnis lokal, belum lagi Ramadhan dan perayaan Idul Fitri yang akan datang, telah dijungkirbalikkan oleh pemadaman listrik.
"Tidak ada listrik di desa kami," Ghulam Nabi Sanai, dari distrik Ghanche.
Selama beberapa hari terakhir, kata Sanai, warga kampung halamannya sudah menyiapkan dan menyantap buka puasa dan sahur dalam kegelapan.
Pemadaman listrik juga sering terjadi
Sher Ali Rana, seorang penjahit di Ghanche, mengatakan biasanya dia menjahit sekitar 400 pakaian untuk Idul Fitri. Namun tahun ini, dia hampir tidak bisa membuat 150 gaun karena kekurangan listrik.
"Komunitas penjahit kami harus menghadapi pemadaman listrik setiap tahun, tetapi tahun ini kami menghadapi jenis pemadaman beban terparah, tidak ada listrik selama 24 jam,” kata Rana.
Penduduk setempat di banyak distrik lain, termasuk Skardu dan Gilgit, juga mengeluh pemadaman listrik yang memburuk telah melumpuhkan kehidupan sehari-hari mereka.