Rabu 09 Jun 2021 05:01 WIB

Kisah Tragis Jagal Muslim Bosnia, Ratko Mladik

Pengadilan PBB Menetapkan kejahatan perang Ratko Mladic sebagai hukuman genosida

Ratko Mladic (tengah) saat tiba di bandar udara Sarajevo pada 1993.
Foto:

Warisan beracun 

Step Vaessen dari Al Jazeera, melaporkan dari Den Haag, mengatakan putusan hari Selasa menandai “kelegaan besar bagi semua orang yang telah bekerja di pengadilan, tetapi … terutama untuk semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam perang”.

Dia mengatakan putusan itu juga akan disambut oleh pengacara dan ahli yang khawatir bahwa pembebasan akan menandakan kemunduran bagi keadilan internasional.

Tapi warisan beracun Mladic terus memecah Bosnia. Bagi orang Serbia di Bosnia, dia adalah pahlawan perang yang berjuang untuk melindungi rakyatnya. Bagi orang Bosnia, sebagian besar Muslim, dia akan selalu menjadi penjahat yang bertanggung jawab atas penderitaan dan kerugian mereka di masa perang.

Srdjan Stankovic, seorang veteran Serbia dalam konflik Bosnia 1992-1995, mengatakan para pendukung Mladic “tidak akan meninggalkannya”. “Jika kita bisa membelanya, dan menyelamatkannya, kita akan melakukannya. Kami menciptakan republik bersama dan tidak ada yang bisa menyangkalnya kepada kami, ”kata Stankovic kepada Al Jazeera.

Fikret Grabovica, yang putrinya yang berusia 11 tahun terbunuh selama pengepungan Sarajevo, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa undang-undang harus disahkan untuk “melarang pemuliaan penjahat dan mempromosikan mereka sebagai pahlawan.”

"Orang-orang seperti Mladic seharusnya tercatat dalam sejarah sebagai salah satu penjahat terbesar yang pernah ada."

Bayangan Mladic dan Karadzic pun menyebar jauh melampaui Balkan. Mereka juga dihormati oleh pendukung sayap kanan asing karena kampanye berdarah mereka di masa perang melawan Bosnia.

Orang Australia yang menembak mati puluhan jemaah Muslim di Christchurch, Selandia Baru, pada 2019 misalnya diyakini terinspirasi oleh para pemimpin Serbia Bosnia masa perang, serta Anders Breivik, supremasi kulit putih Norwegia yang menembak mati 77 orang di Norwegia pada 2011.

Keterangan Foto: Seorang wanita memegang plakat meminta keadilan bagi Bosnia di luar Den Haag Pidana Internasional PBB untuk Bekas Yugoslavia (UN ICTY), sebelum hakim PBB di Den Haag membuat keputusan [Robin Utrecht/ANP/AFP/Belanda OUT] 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement