Sementara, Qasem mengapresiasi komentar PM Selandia Jacinda Ardern yang menilai film tersebut terlalu sensitif untuk Selandia Baru dan komunitas Muslim. "Masih ada keluarga korban yang secara mental terdampak dalam serangan itu. Sangat disayangkan, ide ini hanya melihat dari satu sisi, maaf saya bisa katakan, narasi kulit putih. Padahal, ini adalah cerita kami," kata Qasem.
Menurutnya, terlalu dini untuk membuat film ini. "Hanya setahun sejak hukuman, bahkan belum sampai setahun, dan hanya dua tahun dari serangan itu," ujarnya.
Sebanyak 51 orang jamaah Masjid al Noor, Christchurch, meninggal dunia akibat serangan tersebut. Selain itu, banyak jamaah yang mengalami cedera serius. Saat ini, petisi untuk menghentikan produksi film telah digaungkan. Lebih dari 55 ribu orang telah menandatangani petisi tersebut.