Bülent Ucar, Profesor Studi Islam, Universität Osnabrück yang ikuti mempersiapkan pelatihan ini adalah peserta pelatihan ini diikuti calon imam yang mewakili komunitas beragam seperti Turki, Arab, dan Bosnia. Calon imam juga tidak didominasi pria, peserta wanita mencapai 20 persen dair kelas.
"Bahasa adalah kuncinya,"kata Ucar seperti dilansir deusch welle, Rabu (16/6).
Menurut Ucar, kemampuan berbahasa Jerman akan membantu para imam untuk membimbing kalangan muda agar terhindari dari ajaran ekstremis melalui konten online.
"Ini kesempatan yang unik untuk melayani kebutuhan masjid,"kata Aiman Mazyek, ketua Dewan Puasat Muslim. Tantangan berikutnya, menurut dia, adalah penerimaan komunitas Muslim dengan kehadiran imam hasil pelatihan.