Jumat 02 Jul 2021 08:54 WIB

Bangladesh Kerahkan Tentara dan Polisi Awasi Lockdown

Tentara dan polisi diperintahkan untuk menghentikan orang meninggalkan rumah

Seorang personel tentara Bangladesh memberi isyarat kepada seorang pengemudi becak di sebuah pos pemeriksaan jalan di Dhaka
Foto:

Lonjakan yang mengkhawatirkan dikaitkan pada varian Delta 

Pemerintah mengatakan negara Asia Selatan berpenduduk 168 juta orang itu mengalami peningkatan kasus yang "mengkhawatirkan dan berbahaya". Sebagian besar disebabkan oleh Covid-19 varian Delta yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi di negara tetangga India.

Rumah sakit sedang berjuang, terutama di daerah yang berbatasan dengan India. Beberapa kota pedesaan telah mencatat tingkat infeksi 70 persen. Akibat pengumuman lockdown atau penguncian ketat itu, kemudian memicu keluarnya pekerja migran dari Dhaka. Ribuan orang berdesakan di feri yang penuh sesak.

Bangladesh telah melaporkan hampir 900.000 infeksi dan lebih dari 14.500 kematian akibat virus, tetapi para ahli mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi karena tidak dilaporkan. Lebih dari dua pertiga kasus virus baru di Dhaka adalah varian Delta, menurut sebuah studi baru-baru ini oleh Pusat Penelitian Penyakit Diare Internasional yang berbasis di Dhaka.

Keputusan untuk menerapkan penguncian ketat datang setelah varian Delta tiba di tengah pembatasan yang diberlakukan secara longgar, memperburuk situasi. “Kami berharap langkah-langkah keras ini akan berhasil. Kami harus menahan virus dengan cara apa pun,” kata juru bicara departemen kesehatan Bangladesh, Robed Amin kepada kantor berita AFP.

Keputusan lockdown, pada sisi lain membuat seorang penjual makanan di jalanan Sagar. Lelaki berusia berusia 18 tahun tak setuju dengan penguncian itu. “Pemerintah memberlakukan penguncian hanya untuk membunuh orang miskin. Tidak akan ada pekerjaan untuk kami, tidak ada bantuan dari siapa pun,” katanya kepada AFP.

Bangladesh deploys army as strict week-long COVID lockdown begins |  Coronavirus pandemic News – Voice Press

Keterangan foto: Seorang personel tentara Bangladesh memberi isyarat kepada seorang anak laki-laki yang mendorong gerobak di sepanjang jalan di Dhaka [Munir Uz zaman/AFP]

Dikecualikan dari penguncian adalah pabrik garmen yang memasok raksasa Barat seperti H&M dan Walmart. Sektor ini merupakan eksportir utama tetapi menghadapi persaingan ketat dari China dan Vietnam.

Touhidul Islam Chowdhury, yang memiliki perusahaan pemulihan pinjaman kecil, mengatakan penutupan itu harus ditegakkan dengan keras.

“Banyak orang sekarat dan terinfeksi,” katanya kepada AFP. “Tentara seharusnya dikerahkan jauh lebih awal.”

Otoritas kesehatan mengatakan mereka akan melanjutkan upaya vaksinasi di negara itu mulai Kamis. Tahap pertama terhenti ketika India berhenti mengekspor vaksin AstraZeneca awal tahun ini untuk fokus pada kebutuhan domestiknya. Bangladesh sekarang mengharapkan pada pengiriman pertama dari 2,5 juta vaksin Moderna yang dijanjikan Amerika Serikat aan datang pada akhir pekan ini.

Seorang pejabat kedutaan China mengatakan Beijing juga mengirimkan sekitar dua juta dosis vaksin Sinopharm ke dibeli Dhaka. Ini telah menambah 1,1 juta suntikan yang sudah disumbangkan oleh China.

Menurut para ahli kesehatan dan kritikus pemerintah, adanya penguncian terbatas dan kurangnya penegakan yang tepat di masa lalu telah menyebabkan penyebaran virus di negara itu. “Bila tak ada penegakan yang lebih ketat, penyebarannya Covid-19 dapat mengakibatkan Bangladesh mengalami lebih banyak lockdown dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.”

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement