Ahad 25 Jul 2021 10:57 WIB

Kisah Mencari Leluhur Muslim Indonesia dan Tunisia di Eropa

Bagaimana perasaan anak Muslim di Eropa kala tumbuh dan menghadapi krisis identitas

Film pendek
Foto:

Kisah Ali dari Tunisia
 
Film dokumenter lain yang memberikan pandangan yang sangat pribadi tentang identitas adalah The Stranger. Kisah ini dituturkan oleh Ali Ben Mohamed, seorang pemuda Tunisia yang tinggal di Italia. Meski lahir di Arab Saudi tempat ayahnya bekerja saat itu, Ali menghabiskan masa kecilnya di negara asalnya Tunisia.
 
Ayah Ali dikenal sebagai kritikus Presiden Ben Ali pada saat terjadi ekspresi perbedaan pendapat politik di Tunisia dianggap berbahaya. Akibatnya, Ali merasa diperlakukan sedikit berbeda di sekolah oleh guru dan murid lainnya, sehingga ia menyadari rasa sebagai 'orang luar' sejak usia sangat muda.
 
Ayahnya hidup sering pindah untuk keselamatannya sendiri dan Ali tidak bertemu dengannya dengan baik sampai dia mendapatkan suaka politik di Italia dan mengatur agar keluarganya meninggalkan Tunisia dan bergabung dengannya di sana.
 
Sama dengan film 'Mencari Nenek'-nya Nadir, dalam film 'The Stranger' ini, Ali juga menyoroti pengalamannya tentang keadaan keluarga khusus ini dan dampak pengasingan masa kanak-kanak.
 
photo
Film pendek The Strnger yang mengisahkan anak muda Ali Ben Mohamed yang tinggal di Italia - (journal.alchemiya.com)
 
Ayahnya juga secara singkat berkontribusi pada film tersebut dan kita dapat merasakan kehidupannya sebagai seorang Muslim di Roma di mana ia menjabat sebagai seorang imam. Ali sangat jujur ​​tentang ketegangan identitas menjadi putra seorang imam yang merasa bahwa identitasnya yang sudah genting yang itu kemudian berhasil menjadi pulih sepenuhnya karena ditundukkan oleh ayahnya.
 
Dia juga berbicara tentang kesulitan yang dia alami saat remaja yang terbentang di antara dua budaya, di mana teman-temannya sebagian besar adalah orang Italia non-Muslim tetapi hidupnya dijalani dalam konteks keluarga dan komunitas. Dia tidak dapat menemukan titik temu antara dua dunia ini dan membuat mereka benar-benar terpisah.
 
Setelah kehidupan sekolah yang tidak menentu dan tidak produktif, ia mulai mengambil kelas malam. Terinspirasi oleh film-film Spike Lee, khususnya Malcolm X, ia teringat akan ambisi remajanya untuk menjadi sutradara film sehingga ia belajar sinema di universitas. Dalam proses mempelajari sesuatu yang dia sukai, dia akhirnya mulai merasa lebih menyatu dengan masyarakat Italia. Setelah jatuhnya Presiden Ben Ali pada tahun 2011, ia juga dapat mengunjungi Tunisia.
 
Dan terkait filmnya menyimpulkan: “Nilai yang ingin saya tambahkan melalui karya saya di perfilman adalah menampilkan keadaan anak muda seperti saya. Menampilkan mereka sebagai protagonis di depan layar dan bukan hanya di belakangnya sehingga nantinya menjadi hal wajar di layar film Italia untuk melihat orang kulit putih, hitam, Muslim dan Yahudi.”
 
 
 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement