Lahir dari Keluarga yang Religius
Tekad dan keberhasilan Siti Walidah tentunya tidak muncul begitu saja, tetapi berasal dari tempaan keluarga dan lingkungan yang Islami. Siti Walidah lahir di Kauman, Yogyakarta. Permukiman tersebut dihuni para pejabat keagamaan yang mengabdi pada keraton. Mereka biasa disebut abdi dalem santri. Tidak seperti biasanya abdi dalem,orang-orang ini terlibat aktivitas perdagangan. Selain itu, ada pula alim ulama yang aktif di Masjid Agung.
Ayahanda Siti Walidah merupakan seorang mubaligh. Di luar kegiatan dakwah, pria ini juga berperan sebagai penghulu Keraton dan berdagang batik. Adapun ibundanya bernama Nyai Mas yang asli warga Kauman Yogyakarta.Dengan latar belakang demikian, keduanya membesarkan Siti Walidah dengan penuh disiplin. Mereka mendidik buah hatinya itu agar kuat berakidah Islam dan senang belajar.Selain Alquran, gadis ini juga diajarkan kitab- kitab tentang ilmu-ilmu agama dengan aksara Jawi (Arab Pegon).
Kauman hadir sebagai kompleks dengan adat istiadat tersendiri. Masyarakat setempat masih menganggap tabu hal-hal yang berbau Barat. Misalnya, mereka menghindarkan anak-anaknya dari sekolah-sekolah umum bentukan Belanda.
Bahkan, sekolah formal dinilainya menurunkan derajat kesusilaan perempuan. Kaum Hawa diarahkan agar tidak aktif di luar rumah. Hal yang sama juga terjadi pada Siti Walidah kecil. Pelajaran yang diteri- manya di samping mengaji Alquran dan ilmu- ilmu keislaman hanyalah keterampilan rumah tangga, semisal, menjahit, menyulam, atau membatik.