IHRAM.CO.ID, KABUL -- Taliban mengisyaratkan tak wajibkan burqa untuk perempuan Afganistan. “Burqa bukan satu-satunya, ada berbagai jenis pakaian Muslim dan jilbab lain. Jadi, tidak terbatas pada burqa,” kata Juru Bicara Taliban, Suhail Shaheen di Doha seperti dikutip Al Arabiya, Rabu (18/8),
Shaheen tidak merinci jenis jilbab lain yang dianggap dapat diterima oleh Taliban. Di samping kekhawatiran yang berpusat pada pakaian, banyak negara dan kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan nasib pendidikan perempuan di Afghanistan yang sekarang berada di tangan Taliban.
Shaheen berusaha memberikan kepastian tentang hal tersebut. Dia mengatakan perempuan bisa mendapat pendidikan seperti sebelumnya.
“Perempuan dapat mengenyam pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, seperti universitas. Kami telah mengumumkan kebijakan ini di konferensi internasional, konferensi Moskow, dan di sini di konferensi Doha,” ujar dia.
Bahkan, dia menyebut ribuan sekolah di daerah yang telah direbut Taliban masih beroperasi. Sebelumnya Pemerintah Taliban memberlakukan interpretasi syariah yang paling ketat untuk menekan “kejahatan”. Pengadilan Taliban memberikan hukuman ekstrem termasuk memenggal tangan pencuri dan rajam sampai mati wanita yang dituduh berzina.
Saat berkuasa 1996-2001, Taliban menutup sekolah-sekolah perempuan, perempuan dilarang bepergian dan bekerja, dan perempuan dipaksa mengenakan burqa di depan umum.