Namun, kasus penghasutan diajukan terhadap dia dan dua orang lainnya karena dianggap telah membuat pernyataan serupa pada malam yang sama. Menurut Barq, pernyataannya disalahartikan. Dia telah menyebut bahwa pengambilalihan Taliban di Afghanistan sebagai masalah internal negara itu.
"Mengapa kita harus menaruh minat terhadap apa yang terjadi di mana pun? Negara kita (pemerintah) akan membuat kebijakan, apakah akan mengakui aturan (Taliban) mereka atau tidak, kita akan mengikutinya," kata Barq.
Sementara para pemimpin dan juru bicara BJP di India menyebut Taliban sebagai teroris. Duta besar India untuk Qatar bertemu dengan kepala kantor politik Taliban di Doha pada Selasa kemarin. Seperti Rana, Barq juga mengatakan, karena Uttar Pradesh adalah negara kunci dalam politik nasional, BJP salah mengartikan pernyataannya untuk mempolarisasi pemilih.
Antropolog politik Irfan Ahmad mengatakan, tidak ada seorang demokrat pun yang menemukan sesuatu yang tidak pantas dalam pernyataan mereka karena mereka telah mengomentari perjuangan Taliban melawan kekuatan asing, mengkritik pendudukan 20 tahun dan pemboman sebuah negara miskin atas nama perang melawan teror.
"Mereka tidak begitu memuji Taliban sebagai perbuatan mereka. Masuknya teladan mereka ke Kabul di tengah-tengah tanpa kekerasan, janji mereka dan melanjutkan praktik pendidikan anak perempuan, dan pemeliharaan kerukunan sektarian," kata Ahmad, seorang peneliti senior di Max. Institut Planck untuk Studi Keanekaragaman Agama dan Etnis di Gottingen, Jerman.