"Di pundak para dai, ada misi besar yaitu bagaimana menjaga perdamaian dan menjadi pelaku perdamaian. Ketika ada pihak-pihak yang visi pengembangan dakhwanya tidak berorientasi pada perdamaian dan harmoni, ini adalah tanggung jawab kita untuk mengajak mereka bahwa tenda besar Indonesia ini harus dijaga," ucapnya.
Ziyad menjelaskan, sebelum dikirim ke daerah, seorang dai yang telah menamatkan pendidikan strata 1 atau pendidikan dakwah setara diploma 3, terlebih dulu mendapat pembekalan berupa pengayaan tentang materi Al-Islam, metodologi dalam berdakwah, dan wawasan kebangsaan, serta kemampuan sosial masyarakat.
"Skill sosial masyarakat ini disesuaikan dengan lokalitas. Misalnya, ketika berdakwah di pedalaman Kalimantan, diberi bekal tentang bertani agar bisa memberikan informasi kepada masyarakat tentang pertanian, sekaligus menjadi fasilitator dan katalisator bagi masyarakat. Jadi dimensinya luas," jelasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
