Selasa 14 Sep 2021 03:45 WIB

Kinerja Gerakan Zakat di Masa Pandemi Cukup Stabil

Situasi pandemi meningkatkan sifat dermawan seseorang.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Zakat. Republika/Thoudy Badai
Foto:

Lembaga zakat juga terus bekerja sampai ke tingkat bawah seperti dari RW atau pun kelurahan. Hal ini karena ada muzaki yang ingin agar tetangga terdekat yang ikut terdampak secara ekonomi dapat merasakan manfaat dari penyaluran lembaga zakat.

"Kolaborasi seluasnya, lembaga zakat kecil menempel dengan lembaga zakat sedang, yang besar memberikan fasilitas," kata dia.

Sementara Direktur Operasi-Chief Operating Officer (COO) Link aja, Widjayanto mengatakan, covid berdampak pada turunnya status klasifikasi kelas Bank Dunia berdasarkan penghasilan dari pendapatan menengah atas menjadi menengah atas menjadi menengah bawah. Selain itu angka pengangguran akibat covid-19 juga mengalami peningkatan. 

"Indonesia memiliki potensi perekonomian digital yang besar diproyeksi Rp 1,826 triliun di 2025. Pandemi covid-19 turut mempercepat adaptasi teknologi atau penggunaan platform digital," kata dia.

Widjayanto mengatakan, Indonesia terkenal sebagai negara yang paling dermawan di dunia berdasarkan world giving index 2021. Sejalan dengan hal tersebut tren pengumpulan zakat dan sedekah dari channel digital berdasarkan data Baznas meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.

Adanya covid mendorong adaptasi digital, hal ini dilakukan karena ingin mengurangi kontak fisik. Sementara Bank Indonesia telah mendorong transaksi non-tunai. 

"Pertumbuhan fitur Ziswaf (zakat infak, sedekah dan wakaf) layanan syariah Link Aja 2020 dengan 2021. pada periode Januari-Juli 2020 kenaikan secara transaksi naik 786 persen dengan Januari-Juli 2021, hanya untuk ziswaf ada kenaikan cukup signifikan, dan juga berkolaborasi dengan 30 lembaga nasional dam 474 lembaga lokal," ucapnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement