Rabu 15 Sep 2021 03:29 WIB

Muslimah Jadi Target Islamofobia di Barat

Wanita Muslim bercadar cenderung mengalami Islamofobia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Muslimah
Foto:

Ringkasan Laporan tentang Islamofobia di Uni Eropa setelah 11 September 2001, yang diterbitkan oleh Pusat Pemantauan Eropa tentang Rasisme dan Xenofobia, menemukan bahwa wanita dan gadis Muslim adalah target utama serangan Islamofobia di sekolah dan tempat umum di sebagian besar negara Eropa.

Di hampir semua negara yang termasuk dalam laporan tersebut, kalimat "sebagian besar sasarannya adalah perempuan/perempuan Muslim berhijab" disorot, yang mencerminkan aspek-aspek yang dapat diidentifikasi secara visual dari serangan tersebut.

Wanita Muslim bercadar cenderung mengalami Islamofobia gender dalam kehidupan nyata karena persimpangan antara identitas Muslim yang terlihat dan gender mereka. Karena cadar dianggap bagi banyak orang sebagai simbol Islam dan dengan demikian simbol terorisme. Simbolisme jilbab yang tertindas dan misoginis menjadi semakin populer setelah 9/11.

Setelah 9/11, para wanita Muslim yang tertindas ini selanjutnya dicap sebagai pendukung kekerasan dan terorisme. Dengan demikian, visibilitas wanita membuat mereka menjadi target yang mudah, lemah, dan pasti untuk diserang. Seperti yang dicatat oleh akademisi Steve Garner dan Saher Selod, jika penanda Islam tidak ada, maka keluar sebagai non-Muslim adalah mungkin bagi mereka yang tidak terlihat seperti seorang Muslim.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement