Selasa 21 Sep 2021 05:52 WIB

Tantangan Dakwah Komunitas Muslim Afrika-Amerika

Muslim Afrika-Amerika mewakili hampir sepertiga Muslim di AS.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim Amerika

Para peneliti menyebutkan berbagai alasan penurunan tersebut. Di antaranya yaitu lebih sedikit orang kulit hitam yang masuk Islam karena ketidakmampuan masjid untuk menarik dan mempertahankan orang dewasa muda. Sehingga yang ada hanya generasi terdahulu, yang banyak di antaranya masuk Islam pada 1960-an dan 1970-an. 

Banyak dari mereka yang pindah agama tidak hanya karena panggilan spiritualnya, tetapi juga suara mendesak dari hak-hak sipil dan gerakan Kekuatan Hitam yang menentang penindasan rasis. Di LA Selatan, para pemimpin masyarakat mengatakan, prioritas bagi banyak komunitas Muslim masih berpusat pada keadilan sosial, penguatan keluarga dan pemerataan ekonomi.

"Nomor 1 bagi kami adalah ekonomi. Dua adalah keluarga. Saya merasakan penderitaan orang Palestina, dan Burma (Rohingya), tapi itu bukan masalah nomor 1 bagi kami. Kami mendukung perjuangan mereka dan ingin membantu membebaskan orang-orang mereka, tetapi kami juga harus membantu membebaskan orang-orang kami," kata Imam Rushdan Mujahid-Deen, imam asosiasi di Masjid Bilal Islamic Center.

Pusat Keislaman Bilal memiliki sekitar 150 anggota. Banyak dari mereka yang telah terluka oleh penahanan massal. Beberapa dari mereka sekarang adalah pemilik bisnis. Dan Islah, yang digunakan untuk merujuk pada nama komunitas, adalah kata dalam Alquran yang artinya menghidupkan kembali, memperbaharui, memulihkan sesuatu, benar. Tapi itu juga berarti memulihkan hubungan antar manusia.

Pada 1950-an dan 60-an, di bawah bimbingan pemimpin baru Nation of Islam, Elijah Muhammad, Malcolm X membantu organisasi meningkatkan profilnya melalui pesan-pesan seperti yang didengar Imam Hasan muda, pidato yang mendorong kemandirian ekonomi, kebanggaan dan penentuan nasib sendiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement