Selasa 21 Sep 2021 05:52 WIB

Tantangan Dakwah Komunitas Muslim Afrika-Amerika

Muslim Afrika-Amerika mewakili hampir sepertiga Muslim di AS.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim Amerika

Islam Amerika membuat dampak budaya dan politik yang lebih luas di tahun 60-an, ketika Malcolm X memeluk Islam ortodoks, dan juara tinju kelas berat Cassius Clay mengubah namanya menjadi Muhammad Ali pada tahun 1964. 

Satu dekade kemudian, komunitas Muslim Kulit Hitam terpecah ketika Imam Warith Deen Mohammed menggantikan ayahnya, Elijah, sebagai pemimpin Nation of Islam. Mohammed menolak keyakinan yang lebih kontroversial dari Nation dan mendirikan Muslim American Society.

Seiring meningkatnya jumlah Muslim Afrika dan Timur Tengah yang berimigrasi ke Amerika Serikat dalam beberapa dekade terakhir, susunan komunitas Muslim Amerika berubah lagi. Sebuah studi tahun 2019 oleh Pew Research Center menemukan bahwa hanya 2 dari setiap 100 Muslim kulit hitam yang disurvei yang diidentifikasi dengan Nation of Islam. Sebagian besar Muslim AS yang berkulit hitam mengidentifikasi diri sebagai Sunni – 52% – atau tanpa denominasi tertentu, kata studi tersebut.

 

Bagi Imam Hasan, gerakan mengarusutamakan Islam di bawah Warith Deen Mohammed merupakan “evolusi” bagi masyarakat. "Jika kita memiliki konsep Islam yang salah, saya ingin mendapatkan konsep yang benar," kata Hasan. "Saya tidak ingin menempuh jalan lama yang sama karena saya tidak dapat belajar apa pun dari itu."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement