IHRAM.CO.ID, JEDDAH—Kepulauan Farasan, terletak di lepas kota pelabuhan Jazan di barat daya Arab Saudi telah lama menjadi fokus inverstasi Kerajaan dalam sektor pariwisata bahari, karena terumbu karangnya yang spektakuler dan keasrian pantainya, ditambah cagar alamnya yang menjadi rumah bagi spesies satwa liar yang langka. Suaka Laut Kepulauan Farasan didirikan pada akhir 1980-an dan mencakup area seluas sekitar 350 kilometer persegi.
Pengawas administrasi Kepulauan Farasan, Issa Shuailan, mengatakan, suaka ini didirikan dengan tujuan melestarikan keanekaragaman hayati, terutama antelop Farasan, penyu, pohon syura dan bakau, selain merasionalisasi eksploitasi sumber daya lautnya. Kini masa depan kepulauan Laut Merah sebagai tujuan wisata utama dan suaka margasatwa telah mendapat dorongan besar dengan dimasukkannya ke dalam jaringan cagar biosfer dunia sebagai bagian dari program Manusia dan Biosfer UNESCO, sambungnya.
Kepulauan tersebut merupakan situs pertama di Kerajaan yang terdaftar sebagai cagar biosfer, salah satu dari 20 lokasi baru di 21 negara yang terdaftar untuk memastikan konservasi keanekaragaman hayati, pendidikan lingkungan, penelitian dan pembangunan berkelanjutan. Daftar Kepulauan Farasan di bawah program UNESCO mengikuti upaya ekstensif oleh otoritas Saudi untuk memastikan situs budaya dan warisan Kerajaan diakui di forum regional dan internasional.
Dimasukkannya Kepulauan Farasan ke dalam daftar UNESCO juga akan memastikan kekayaan alam dan arkeologi pulau-pulau tersebut mendapat perlindungan global. Kepulauan ini mencakup 90 dari 200 pulau dan pulau kecil di wilayah Jazan dengan luas total lebih dari 600 kilometer persegi. Tiga dari keseluruhan kepulauan merupakan pulau berpenghuni yang menampung beberapa bangunan administrasi pemerintahan, apartemen, dan hotel untuk menyambut pengunjung. Pulau-pulau tersebut memiliki panjang hingga 70 km dan lebar 20-40 km.
Lokasi kepulauan yang dekat dengan rute pelayaran internasional dan kedekatannya dengan Selat Bab Al-Mandab dan Tanduk Afrika telah memberikan nilai tambah yang signifikan. Kekayaan sumber daya alam dan arkeologi, terumbu karang dan stok ikan juga menjadi faktor penting yang menarik perhatian pengunjung, wisatawan, pemodal, pengusaha dan nelayan.
Kepulauan ini juga memiliki situs wisata arkeologi termasuk Wadi Matar, yang terletak di selatan Farasan Al-Kubra, yang memiliki batu besar dengan prasasti Himyarit yang berasal dari abad ke-10, dan desa Al-Qassar, di mana situs Al-Kedmi yang jauh lebih tua memiliki sisa-sisa batu yang menyerupai kolom Romawi. Situs lain, Gunung Luqman, menyimpan reruntuhan benteng tua.
Sejarawan dan jurnalis Saudi Ibrahim Muftah mengatakan kepada Arab News bahwa beberapa orang menganggap Farasan tidak berpenghuni sampai baru-baru ini, tetapi bukti sejarah menunjukkan sebaliknya. “Penelitian terbaru telah membuktikan bahwa itu dihuni ribuan tahun yang lalu, sejak Zaman Batu, seperti yang ditulis oleh Zahi Hawass (seorang arkeolog Mesir dan mantan menteri negara untuk urusan barang antik),” katanya.
Namun, yang paling menonjol dari Kepulauan Farasan ini adalah keanekaragaman hayatinya yang luas dan unik, yang membedakannya dari cagar alam lainnya di Kerajaan. Pulau-pulau tersebut adalah rumah bagi lebih dari 230 spesies ikan, berbagai spesies laut yang terancam punah, dan 50 jenis terumbu karang. Rhizophora dan hutan mangrove merupakan inkubator penting bagi ikan muda dan krustasea.
Kepulauan ini juga merupakan tempat perlindungan bagi kijang edmi terbesar di Kerajaan dan koridor migrasi burung yang penting, dengan sekitar 165 spesies burung. Ini juga memiliki konsentrasi terbesar pelikan merah muda di Laut Merah dan konsentrasi terbesar osprey di Timur Tengah.
Suaka margasatwa menawarkan perlindungan bagi rusa dan banyak spesies burung, selain ikan kakatua, yang bermigrasi ke pulau setahun sekali.
Turis, pengunjung, dan mereka yang mencari keindahan alam, pantai berpasir, pelayaran laut, menyelam, dan memancing telah menjadikan Farasan menjadi salah satu tujuan wisata paling menonjol di Jazan seiring dengan peluang investasi yang terus berkembang.
"Yang paling menarik pengunjung ke Farasan adalah keanekaragaman dari 262 pulau, dan masing-masing pulau memiliki keindahan alam dan sesuatu yang membuatnya istimewa dari yang lain,” Adel Al-Awani yang telah menjadi pemandu wisata Kepulauan Farasan selama lebih dari tujuh tahun, yang dikutip di Arab News.
“Yang paling penting, ada ketenangan pulau, laut yang jernih, terumbu karang, area menyelam yang indah, pemancingan, dan pantai yang menyenangkan yang panjangnya kurang lebih 200 km.”
Menurutnya, Farasan dimaksudkan untuk menjadi daya tarik wisata pada dasarnya, untuk menarik pengunjung dari seluruh dunia. Ketika visa pariwisata Saudi diluncurkan (tahun 2019), dia mengaku menerima banyak turis internasional. “Perkiraan jumlah wisatawan selama satu bulan bisa mencapai 3.000, dan mencapai 30.000 hingga 40.000 sepanjang tahun,” sambungnya.
Selama pandemi, katanya, pulau-pulau itu terbukti menjadi tujuan populer bagi orang-orang dari dalam Arab Saudi ketika pembatasan penguncian diizinkan. Bahkan saat penerbangan internasional ditangguhkan, ada tiga feri sehari, masing-masing membawa sekitar 600 pengunjung, yang datang, tambahnya.
“Meskipun ada kekurangan di hotel, resor, dan transportasi, jumlah wisatawan luar biasa,” kata Al-Awani.
Pembangunan besar dalam hal proyek dan investasi terkait pariwisata, infrastruktur dan layanan direncanakan di tahun-tahun mendatang, karena pulau-pulau tersebut menjadi tujuan wisata utama. Muftah mencatat bahwa pulau-pulau tersebut membutuhkan investasi dalam hal infrastruktur, khususnya sistem transportasi yang cepat dan nyaman daripada feri yang ada yang tidak lagi sesuai dengan semangat zaman modern.
Daftar Kepulauan Farasan dalam program Manusia dan Biosfer diumumkan bulan ini selama pertemuan sesi ke-33 komite koordinasi program, dan mengikuti tiga tahun kerja oleh Masyarakat Pelestarian Warisan Saudi untuk memenuhi semua kriteria yang diperlukan untuk pendaftaran. Daftar UNESCO akan membantu Kementerian Kebudayaan Saudi mencapai tujuan Visi 2030 Kerajaan serta meningkatkan kualitas hidup di pulau-pulau tersebut.
Sumber: https://www.arabnews.com/node/1933251/saudi-arabia