IHRAM.CO.ID, KABUL -- Saat Taliban berkuasa akhir 1990-an, musik dilarang diperdengarkan. Soal itu, juru bicara pemerintahan Bilal Karimi menyebut masalah tersebut sedang dalam pembahasan. "Saat ini, itu sedang ditinjau dan ketika keputusan akhir dibuat, Emirat Islam akan mengumumkannya," ujarnya.
Sejauh ini, pemerintah yang dibentuk oleh Taliban belum mengambil langkah pelarangan musik secara resmi. Namun, musisi takut larangan bermusik akan datang dan beberapa anggota Taliban di lapangan sudah mulai menegakkan aturan sendiri dengan melecehkan musisi dan tempat musik.
Musisi pun takut tampil. Setidaknya satu musisi melaporkan bahwa anggota Taliban di salah satu dari banyak pos pemeriksaan di sekitar Kabul menghancurkan instrumennya. Pengemudi membungkam radio setiap kali melihat pos pemeriksaan Taliban.
Sedangkan di gang-gang Kharabat, sebuah lingkungan di Kota Tua Kabul, keluarga yang menjadi musik sebagai profesi yang diturunkan dari generasi ke generasi mencari cara untuk meninggalkan negara itu. Menjadi musisi sudah membuat kondisi sulit dengan ekonomi Afghanistan yang terpuruk, bersama dengan pandemi virus korona, dan beberapa keluarga yang sekarang terlalu takut untuk bermusik, memilih bekerja menjual furnitur untuk bertahan hidup.
"Situasi saat ini menindas," kata Muzafar Bakhsh berusia 21 tahun yang bermain di sebuah band untuk acara pernikahan.