Hanya saja Taliban berada di bawah tekanan untuk memperbaiki masalah ekonomi Afghanistan sekarang. Inflasi melonjak, dengan mata uang negara anjlok dan orang-orang putus asa karena banyak yang kehilangan pekerjaan dan kekurangan uang.
Program Pangan Dunia PBB telah memperingatkan bahwa hanya 5 persen rumah tangga di Afghanistan yang cukup makan setiap hari. Setengah dari mereka yang disurvei mengatakan kehabisan makanan setidaknya sekali dalam dua minggu terakhir.
Dapat mengakses dana internasional dan bantuan asing adalah kunci untuk kelangsungan hidup Afghanistan. Namun, negara-negara seperti AS telah mengatakan bahwa sementara mereka bersedia mempertimbangkan untuk bekerja dengan Taliban dengan beberapa syarat, termasuk perlakuan rezim terhadap perempuan dan minoritas.
Al Falahi menegaskan bahwa meskipun pernyataan dari Taliban bahwa perempuan tidak diizinkan untuk bekerja untuk sementara, perempuan di banknya kembali bekerja. "Ada semacam ... ketakutan di antara para perempuan, mereka tidak datang ke kantor, tetapi sekarang secara bertahap mereka mulai datang ke kantor," katanya. Dwina Agustin