IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Islam pada awal kemunculannya tidak pernah memedulikan berbagai suara negatif yang tak jarang muncul baik dari dalam diri sendiri ataupun dari faktor eksternal.
Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau (Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yang dengan mudah kembali menjadi kafir; sesungguhnya sedikit pun mereka tidak merugikan Allah. Allah tidak akan memberi bagian (pahala) kepada mereka di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar." (QS Ali Imran ayat 176)
Salwa al-Udhaidan dalam 'Jangan Menyerah' (terjemahan "Istamti' bi Fasyalika wa La Takun Fasyilan" terbitan Republika Penerbit), menjelaskan, ketika umat Islam menganggap petaka yang mereka hadapi dalam Perang Uhud terlalu berat, mereka malah berhasil menimpakan petaka terhadap pasukan musyrik yang dua kali lipat lebih besar dibandingkan apa yang mereka alami.
Allah SWT berfirman, "Dan mengapa kamu (heran) ketika ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud), padahal kamu telah menimpakan musibah dua kali lipat (kepada musuh-musuhmu pada Perang Badar) kamu berkata, "Dari mana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah, "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri." Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS Ali Imran ayat 165)
Ketika Rasulullah SAW berada di Gunung Uhud bersama para sahabat, lalu mereka menyebut-nyebut kekalahan yang mereka alami di tempat itu, Rasulullah SAW langsung berusaha menghilangkan suara negatif itu dari tengah mereka. Beliau SAW kemudian bersabda, "Uhud adalah gunung yang mencintai kita dan kita mencintainya."