IHRAM.CO.ID,IRBIL -- Tim arkeologi dari perguruan tinggi Prancis, Italia dan Jerman tiba di Kegubernuran Ninawa (juga disebut Nineveh). Kedatangan mereka bertujuan melanjutkan rehabilitasi dan konservasi barang antik yang rusak, ketika ISIS menyerbu daerah tersebut.
Direktur Museum Budaya Mosul, Zayd Ghazi, menyebut ada 27 barang antik berasal dari berbagai usia, sebagiannya dihancurkan oleh Daesh yang menguasai Ninawa dan ibu kota provinsi Mosul pada 2014.
"Para arkeolog dari Museum bekerja sama dengan tim Eropa menghidupkan kembali relik dan monumen. Bekerja sesuai rencana restorasi yang jelas, mereka telah melanjutkan dari tahap pengumpulan dan klasifikasi relik ke tahap rehabilitasi," kata Ghazi dikutip di Saudi Gazette, Kamis (30/9).
Tim ekskavator dari Italian University of Bologna disebut sedang merehabilitasi tembok bersejarah Ninawa, di sebelah timur kota Mosul. Mereka juga menggali Gerbang Adad dari situs warisan ini dan menghilangkan sejumlah besar puing-puing yang dihasilkan dari serangan teroris ISIS.
"Bagian besar dari tembok bersejarah, termasuk lengkungan gerbang utama, akan segera siap menyambut pengunjung dan wisatawan," lanjutnya.
Ia menambahkan, para arkeolog dari Universitas Heidelberg, Jerman, sedang melakukan pekerjaan penggalian dan rehabilitasi di bagian barat kota Ninawa
Baru-baru ini, para pejabat PBB dan AS mengembalikan sebuah prasasti batu yang memuat bagian dari Epik Gilgames, salah satu karya sastra tertua di dunia, kepada rekan-rekan mereka dari Irak, pada sebuah upacara di Smithsonian Institution, Washington.
Pada kesempatan yang sama, sekitar 17.000 artefak lain yang juga dijarah setelah invasi AS ke Irak pada tahun 2003 akan dikembalikan ke Baghdad.
"Dengan mengembalikan benda-benda yang diperoleh secara ilegal ini, pihak berwenang di Amerika Serikat dan Irak mengizinkan rakyat Irak terhubung kembali dengan halaman dalam sejarah mereka," kata Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay.
Ia menambahkan, restitusi ini adalah kemenangan besar atas mereka yang merusak warisan dan kemudian memperdagangkannya untuk membiayai kekerasan dan terorisme.
Sumber: