Kampanye berbasis di AS untuk Uyghur.
Anggota asosiasi Itbiar Artish mengatakan Asosiasi Turkestan Timur Kanada juga mengundang pendeta Katolik dan mantan jemaat gereja untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan orang-orang Uighur di XUAR
Jemaat Katolik semakin tua, dan pengurus gereja tidak mampu lagi mempertahankan gedung itu, kata Robin Wilkie, pendeta terakhir gereja itu, setelah upacara pembukaan pada 25 September.
“Dan dengan Covid-19, mereka memutuskan bahwa sudah waktunya untuk menjual. Jadi saat itulah komunitas Uighur membeli bangunan itu dari kami, jadi kami menyerahkan tongkat estafet kepada mereka untuk menjalankan iman mereka,” kata dia tentang bangunan bergaya Romawi Italia yang dibangun pada 1873-1874.
Xinjiang berada di bawah kekuasaan kekaisaran Cina selama Dinasti Qing pada abad ke-18. Sebuah negara bagian Turkistan Timur dideklarasikan pada tahun 1949, tetapi secara paksa diambil alih oleh pemerintah China yang baru pada tahun yang sama.
China telah mendapat kecaman atas kebijakan keras yang menargetkan 12 juta Muslim Uighur dan minoritas Turki lainnya di Xinjiang, seperti menghancurkan masjid, menjadikan bahasa Mandarin sebagai bahasa utama di sekolah, memantau gerakan Uighur dengan sistem pengawasan yang mendalam dan mengganggu, dan menggunakan kerja paksa Uighur di pabrik dan pertanian.