Selasa 05 Oct 2021 08:03 WIB

Profil Keluarga Ibrahim dalam Manasik Haji 

Profil Keluarga Ibrahim dalam Manasik ibadah Haji 

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Profil Keluarga Ibrahim dalam Manasik Haji. Foto: Maqam Ibrahim
Foto: Saudi Gazette
Profil Keluarga Ibrahim dalam Manasik Haji. Foto: Maqam Ibrahim

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Nabi Ibrahim as dan keluarganya tidak dapat dipisahkan dari rangkaian manasik haji. Selain rangkaian manasik, Allah SWT telah memilih Ibrahim membangun (Ka'bah) sebagai tempat berkumpul melaksanakan ibadah haji.

 

Baca Juga

"Semua amalan haji sangat tersentral pada profil-profil mulia keluarga ini. Bagaimana tidak, Ka’bah yang merupakan kiblat umat Islam dan pusat putaran thawaf adalah bangunan hasil karya Ibrahim dan putranya Ismail ‘alaihimas salam atas perintah Allah Subhanahu wata’ala," tulis H. Sudarisman Ahmad, Lc dalam bukunya "Haji dan Pendidikan Keluarga." 

H Sudarisman mengatakan, di dalam Alquran Allah SWT menyematkan sifat dan karakter unggul pada kepala keluarga ini. Beliau adalah imam (pemimpin) yang khusyuk dan lurus, pandai bersyukur, santun, dan senantiasa kembali kepada Allah.

 

"Lantaran ini pula Allah memberinya gelar khalil (kekasih) dan pilihan Allah, membentangkan baginya jalan yang lurus, dan mengutus para nabi dari jalur keturunannya," katanya.

Menurut H Sudarisman, profil keluarga yang baik seperti tergambar dari keluarga Ibrahim tidak akan terwujud begitu saja. Membutuhkan proses yang dimulai dari tonggak utama, kepala keluarga. Dan orang yang telah berani masuk dalam jalinan pernikahan sudah semestinya mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pemimpin. 

"Setidaknya untuk istri dan anak-anaknya kelak. Agar buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Demikian pepatah mengatakan," katanya.

Dari potret keluarga Ibrahim inilah, berarti kita dianggap pantas berharap mendapat keturunan yang saleh. Karena jika kita terlebih dahulu menjadi orang yang saleh atau minimal meniti jalan menuju derajat kesalehan, maka akan terbentuk aqidah yang lurus sebagai fondasi, mendidikkan kekhusyukan beribadah sebagai tiang.

"Dan membentengi diri dengan akhlak dan budi pekerti yang mulia, selanjutnya ia tambatkan harapan tulus kepada Allah Dzat yang membolak-balikkan hati," katanya.

Kriteria ini sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin agar dapat menularkan hal serupa pada orang-orang yang dipimpinnya. Yang tak kalah pentingnya dalam pembinaan keluarga adalah peran istri dan ibu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement