Selasa 05 Oct 2021 13:00 WIB

Putra Muammar Gaddafi Maju Jadi Capres Libya?

Saif al-Islam dahulu merupakan kandidat pengganti Muammar Gaddafi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Saif Al Islam Gaddafi
Foto: AP
Saif Al Islam Gaddafi

IHRAM.CO.ID,  TRIPOLI -- Saif al-Islam Gaddafi, putra mendiang Muammar Gaddafi, dilaporkan akan segera berbicara kepada rakyat Libya dalam pidato untuk mengumumkan posisinya pada pemilihan 24 Desember mendatang. Namun belum diketahui pasti apakah ia benar-benar mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden, atau apakah hanya mendukung kandidat dalam pemilihan parlemen.

Namun, kembalinya dia ke politik, apakah dimahkotai dengan kesuksesan atau menemui kegagalan dalam pemilihan, akan menjadi pencapaian bagi Saif al-Islam, yang telah bertahun-tahun menjadi penerus ayahnya yang diharapkan. Sejak jatuhnya rezim ayahnya sepuluh tahun yang lalu, dia telah dikejar, dipenjara, atau benar-benar terputus dari kehidupan publik.

Baca Juga

Saif al-Islam, dilansir dari laman Asharq al-Awsat, sebenarnya bukan satu-satunya kandidat untuk menggantikan ayahnya. Tetapi banyak peran yang dia ambil selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa dia adalah kandidat pertama dan favorit di antara putra-putra Muammar Gaddafi. Dia memainkan peran kunci pada 1990-an dalam menyelesaikan masalah luar negeri Libya, yang berkaitan dengan tindakan yang dikaitkan dengan rezim ayahnya, seperti pemboman pesawat sipil, dan banyak lainnya.

Saif al-Islam tidak hanya berurusan dengan urusan luar negeri, tetapi juga memainkan peran kunci dalam meningkatkan citra rezim ayahnya di dalam negeri dengan meluncurkan proyek Libya of Tomorrow, dan memulai rekonsiliasi dengan Islamis, penentang keras ayahnya.

Karena itu, Saif al-Islam diterima di tingkat internal dan eksternal untuk suksesi kolonel, setiap kali kolonel memilih untuk menjauh dari kekuasaan. Tapi pemberontakan 17 Februari 2011 datang untuk menghancurkan, tidak hanya proyek suksesi, tetapi seluruh otoritas Libya. Kepala rezim dan putranya, Mutassim, terbunuh setelah mereka ditangkap di kampung halaman mereka di Sirte pada Oktober 2011.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement