Selasa 05 Oct 2021 16:31 WIB

Masalah Kebersihan Jadi Perhatian Rasulullah

Rasulullah menaruh perhatian akan penting kebersihan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto:

Selain itu, kata tahhir dimaknai sebagai membersihkan dari kotoran, dan secara majazi, kata tahhir berarti menyucikan diri dari dosa atau pelanggaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka terdapat empat kelompok ulama yang memiliki penafsiran berbeda, yaitu: 

Pertama, ulama yang memahami kedua kosakata itu dalam arti  majazi. 

Kedua, dalam arti hakiki, yakni membersihkan pakaian dari segala kotoran dan tidak mengenakannya kecuali dalam keadaan bersih, sehingga nyaman dan enak dipandang.

Ketiga, mengartikan siyab dalam arti majazi dan tahhir dalam arti hakiki, sehingga ayat itu diartikan, ‘‘Bersihkan jiwa (hatimu) dari kotoran-kotoran”. 

Keempat, siyab dalam arti hakiki dan tahhir dalam arti majazi, yakni perintah untuk mencuci pakaian dan memakainya secara halal, menutup aurat setelah memperolehnya dengan cara yang halal pula”. Selanjutnya, ia menyatakan.

"Penulis cenderung memilih pendapat yang menjadikan kedua kata tersebut dalam arti hakiki." 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement