IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Perayaan maulid berbeda-beda dari satu negara ke negara lain sesuai dengan tradisi dan budaya. Salah satunya tradisi di Mesir berasal dari berabad-abad yang lalu seperti permen boneka (Arouset El-Moulid) dan permen sultan di atas kuda yang keduanya terbuat dari gula.
Di Mesir dan di sebagian besar dunia, orang merayakan Maulid setiap 12 Rabiul Awal. Setiap negara merayakan dengan tradisi dan acara-acara perayaan, termasuk mendekorasi kota mereka, dan mendirikan tenda di mana permen dan manisan dibagikan.
Festival Maulid Nabi dikaitkan dengan aliran Sufi Islam karena ditandai dengan puisi dan lagu yang menghormati Nabi. Sebuah puisi abad ke-13 yang terkenal, "Qasidah Burda," sering dibacakan untuk memuji Nabi dan rahmat yang telah dibawanya.
Bagi banyak muslim, perayaan tersebut merupakan peristiwa sejarah dan budaya yang sudah berlangsung lama, di mana mereka mengekspresikan cinta mereka kepada Nabi.
Di Mesir, perayaan Arouset El-Moulid berasal jauh dalam sejarah negara itu. Tradisi ini pertama kali diperkenalkan pada era Fatimiyah, sebelum itu, perayaan hanya melibatkan pembacaan Al-Qur'an. Sejak pemerintahan Fatmid, alun-alun didekorasi, mendirikan untuk kaum sufi yang bershalawat dan membuat permen khusus Maulid.