Senin 11 Oct 2021 20:47 WIB

Timur Tengah Mulai Bangun Dialog dengan Suriah

AS dinilai tak lagi sanggup secara agresif memberi sanksi Suriah.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Dalam arsip foto 28 Juni 2018 ini, para pengungsi Suriah berkumpul di dalam dan di dekat kendaraan mereka bersiap-siap untuk menyeberang ke Suriah dari kota perbatasan timur Lebanon, Arsal, Lebanon.
Foto:

Perlintasan itu pernah dilalui oleh ratusan truk setiap hari yang mengangkut barang antara Eropa, Turki, dan Teluk. Menghidupkan kembali perdagangan akan menjadi dukungan bagi Yordania dan Suriah, yang ekonominya berada dalam krisis yang mendalam. Ini juga akan membantu Lebanon, yang sekarang menderita salah satu depresi ekonomi paling tajam dalam sejarah modern.

"Saya benar-benar yakin Yordania merasa bahwa AS tidak akan memberikan sanksi kepada mereka," Jim Jeffrey, mantan Utusan Khusus AS untuk Suriah di bawah Trump.

Ada desas-desus di antara media, di antara teman-teman di kawasan, bahwa AS tidak lagi secara agresif memberikan sanksi kepada Assad di bawah Caesar Act atau hal-hal lain.

Suasana tersebut tercermin pada Majelis Umum PBB bulan lalu, di mana para menteri luar negeri Mesir dan Suriah bertemu untuk pertama kalinya dalam satu dekade, dan pada pameran Expo 2020 Dubai, di mana para menteri ekonomi Suriah dan Emirat membahas kebangkitan dewan bisnis bilateral.

"Perbaikan hubungan juga dilakukan oleh UEA yang telah mengundang Suriah ke Expo 2020 meskipun ada upaya untuk "mengutuk rezim," kata duta besar Suriah untuk UEA, Ghassan Abbas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement