Senin 18 Oct 2021 04:39 WIB

Komunitas Muslim Angkat Budaya Islam di Georgia

Komunitas Muslim angkat budaya Islam di Georgia

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Warga mengusung jenazah Zelimkhan Khangoshvili, seorang Muslim Georgia ke pemakaman di Desa Duisi, Georgia. Pemerintah Jerman mengusir dua diplomat Rusia yang dicurigai terlibat penembakan  terhadap Zelimkhan di Berlin pada bulan lalu.
Foto:

Jika semua lapisan masyarakat tidak menunjukkan solidaritas satu sama lain, tidak mengakui satu sama lain, maka kedepannya komunitas mana pun dapat terpinggirkan dan mengalami diskriminasi dan ingin hindari. Selain mengadvokasi hak-hak komunitas Muslim di Georgia, organisasi ini juga melakukan penelitian tentang identitas agama dan sejarah Muslim di Georgia.

“Ini penting karena hampir tidak mungkin menemukan penelitian tentang orang Muslim di Georgia, atau menceritakan kisah mereka karena adanya kekurangan informasi. Apa yang ada saat ini biasanya berdasarkan stereotip,” tambah Mikeladze, seorang Muslim.

Meskipun konstitusi Georgia menjamin kebebasan beragama, gereja Ortodoks yang memiliki sekitar 83 persen populasi menikmati posisi istimewa, termasuk pembebasan pajak. Ini juga mendapat keuntungan dari pendanaan negara yang cukup besar, sekitar 30 juta lari (delapan juta euro) per tahun, sementara komunitas Muslim hanya menerima 2,5 juta lari (700 ribu euro) dari dana masyarakat.

Dan ini dianggap sebagai diskriminasi oleh banyak pakar dan aktivis sipil. “Warisan Muslim Georgia disajikan sebagai sisa kekuasaan musuh,” kata Zaza Mikeladze.

Di Batumi, ibu kota Adjara, satu-satunya masjid yang berfungsi di kota ini masjid Orta Jame terlalu kecil untuk populasi muslim di kota itu. Setiap hari Jumat, banyak jamaah yang terpaksa salat di luar. Meski berulang kali dijanjikan oleh pemerintah daerah dan pusat untuk membangun masjid baru, masalah tetap ada.

Di tempat lain di Adjara, Mikeladze mengatakan bahwa banyak masjid lain yang tersembunyi, dan sulit ditemukan.

Di Keda,ada banyak masjid kayu, yang merupakan bagian dari warisan budaya kita. Namun, mereka tidak disertakan di halaman web kotamadya atau di peta wisata mana pun. Komunitas Solidaritas sekarang ingin menempatkan Muslim Adjara, dan warisan mereka, kembali ke peta.n Ratna Ajeng Tejomukti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement