Senin 25 Oct 2021 02:17 WIB

 Pandangan Muslim Uganda Terhadap Xinjiang

Seorang Muslim dan jurnalis dari Uganda mengunjungi Xianjiang.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Masjid Id Kah, Xianjiang, Cina.
Foto:

Ketika ekstremisme, separatisme, dan radikalisme melanda Xinjiang, kawasan itu telah mengalami ribuan serangan teroris yang menyebar ke kota-kota lain di Cina dan bahkan negara lain. Hal ini menyebabkan kematian orang tak bersalah dalam jumlah yang tak terhitung. 

Korban termasuk orang-orang dari berbagai etnis, dan bahkan Muslim Uighur, seperti mantan Imam Masjid Id Kah, Jume Tayir, yang sangat menentang gagasan radikal. Dia dibunuh secara brutal oleh sekelompok teroris pada usia 76 tahun.

Saat ini kawasan tersebut telah mengadopsi serangkaian metode deradikalisasi, dan tingkat kontrol keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di Cina. Hal ini disebut dilakukan sebagai bagian dari perang melawan unsur-unsur radikal yang membahayakan kehidupan masyarakat.

Mugabo mengatakan, deradikalisasi begitu penting karena dia yakin keyakinannya disalahartikan secara global oleh elemen jahat, yang menggunakan Islam sebagai kedok untuk mencapai tujuan agenda politik dan pembiakan terorisme.

"Iman kita membenarkan cinta, membenarkan koeksistensi, tidak memaafkan pelanggaran hak orang lain hanya karena mereka bukan Muslim, dan siapa pun yang berpendapat bahwa pemikiran itu harus di-deradikalisasi, baik di Cina, baik di Uganda tempat saya berasal, dan di mana pun mereka berada," kata dia. 

 

"Dan saya menyerukan kepada semua Muslim di seluruh dunia untuk menjadi Muslim yang percaya bahwa bahkan kehidupan non-Muslim itu penting. Kita tidak boleh membiarkan siapa pun menggunakan iman kita untuk menggerakkan agenda politik apa pun. Karena iman kita bukan iman untuk teroris, iman kami adalah iman cinta. Dan kami hidup dengan non-Muslim, kami hidup di dunia di mana orang bebas untuk percaya, dan menjadi bagian dari kelompok apa pun, keyakinan apa pun, keyakinan apa pun yang mereka inginkan," lanjut Mugabo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement