Rabu 27 Oct 2021 14:46 WIB

Ratusan Ribu Anak Pengungsi Rohingnya Peroleh Pendidikan

Pendidikan formal untuk pengungsi Rohingya disediakan Bangladesh dan PBB

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Pendidikan formal untuk pengungsi Rohingya disediakan Bangladesh dan PBB. Ilustrasi pengungsi Rohingya
Foto:

BRAC, organisasi pembangunan terbesar yang berbasis di Bangladesh, yang telah menjalankan pusat pembelajaran bagi 65 ribu anak-anak Rohingya di Cox's Bazar, berencana untuk mengajar mereka dalam bahasa utama Myanmar, Burma. 

Khan Mohammed Ferdous, kepala program pendidikan BRAC di Cox's Bazar, mengatakan kepada Arab News, “Guru di pusat pembelajaran kami telah menerima pelatihan dasar tetapi belum dilatih untuk kurikulum baru.”

“Saat ini, kami mengikuti kerangka dan pendekatan kompetensi pembelajaran, pedoman yang disetujui pemerintah untuk sistem pendidikan informal. Secara bertahap, kerangka tersebut akan melompat ke dalam kurikulum Myanmar,” sambungnya. 

Para orang tua Rohingya di Cox's Bazar juga sedang menunggu pengenalan kurikulum baru, yang akan membantu mempersiapkan anak-anak mereka untuk pemulangan di masa depan. Fatema Begum, 35, mengatakan dia mengkhawatirkan keempat anaknya karena pendidikan formal tidak tersedia di kamp.

“Pengenalan kurikulum Myanmar di kamp-kamp adalah berita yang menginspirasi bagi saya karena anak-anak saya akan memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang tanah air mereka. Mereka akan memiliki kelayakan untuk melanjutkan pendidikan tinggi,”tambahnya.

Abdur Rahim, 41, ayah tiga anak, juga berharap masa depan anak-anaknya lebih baik. “Anak laki-laki dan perempuan di kamp Rohingya tidak memiliki kegiatan kecuali berkeliaran. Ketika kurikulum Myanmar diluncurkan, mereka akan dapat menerima beberapa pendidikan berkualitas, yang akan membantu mereka mengejar karir yang lebih baik di Myanmar.”

Prof Amena Mohsin dari departemen hubungan internasional Universitas Dhaka menggambarkan langkah tersebut sebagai “pesan” kepada dunia bahwa pengungsi Rohingya adalah warga negara Myanmar yang kesempatannya di Bangladesh terbatas. 

“Tidak ada gunanya mengajar anak-anak pengungsi dengan kurikulum Bangladesh karena mereka tidak diizinkan untuk terlibat dalam pekerjaan formal apa pun di Bangladesh. Kurikulum Myanmar akan membantu mereka mempersiapkan mata pencaharian ketika mereka kembali ke Myanmar,” ujarnya. 

 

 

Sumber: arabnews  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement