IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama terus mempersiapkan penyelenggaran haji dan umrah 1443 H. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU), Hilman Latief memastikan bahwa persiapan dilakukan secara profesional, inklusif, terbuka, dan tidak diskriminatif.
"Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mendorong percepatan persiapan ibadah haji dan umroh 1443 H secara profesional, terbuka, inklusif, dan tidak diskriminatif," ujar Hilman dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (30/10).
"Menag juga minta persiapan dilakukan dengan sigap dan cermat, baik terkait jemaah, PPIU dan PIHK, protokol kesehatan, serta persiapan lainnya," kata dia.
Menurut Hilman, keterbukaan dan profesionalitas penting karena ibadah haji dan umr0h menjadi ajang silaturahim antar umat Islam dari berbagai latar belakang, baik ormas, golongan, daerah, dan lain sebagainya.
"Arahan Menag jelas dan tegas, pengelolaan dan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah harus lebih inklusif karena ibadah ini milik semua umat Islam Indonesia dari berbagai kalangan, tanpa ada diskriminasi dan perbedaan, baik prioritas jamaah, penyelenggara maupun para pembimbing haji dan umrah," tutur dia.
Jamaah memiliki latar belakang tradisi keagamaan yang bermacam-macam. Sehingga semua harus dilayani dengan baik.
Dirjen PHU menegaskan, penyelenggaraan ibadah haji dan umroh betul-betul disiapkan dan dilaksanakan. Pemerintah akan mempersiapkan penyelenggaraan haji dan umroh secara profesional, termasuk dengan memperhatikan perbedaan karakter, baik pembimbing, petugas, serta jamaah.