IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Dalam kitabnya yang berjudul Al-Adab fi ad-Din, Imam al-Ghazali menjelaskan, seorang imam sebaiknya memahami perihal sholat beserta rukun dan sunnah-sunnahnya. Menurut dia, seorang imam juga harus mengerti apa yang terjadi padanya ketika shalat, serta hal-hal yang membatalkan shalat.
Menurut al-Ghazali, seorang imam hendaknya tidak menjadi imam bagi suatu kaum yang tidak menyukainya, selalu memposisikan orang yang pandai (alim) di belakangnya, menyuruh makmum untuk meluruskan barisan, dan memberi isyarat secara halus.
“Tidak seharusnya seorang imam membaca surat-surat yang panjang sehingga membuat para makmum bosan dan tidak memanjangkan bacaan tasbih sehingga mereka jenuh,” kata Al-Ghazali dikutip dari buku “Reses Bahagia Imam Al-Ghazali” terbitan Turos Pustaka.
Sebaliknya, lanjut al-Ghazali, seorang imam hendaknya juga tidak mempercepat sholat yang dapat menghilangkan kesempurnaan. Imam sebaiknya menata shalatnya sesuai kemampuan orang yang lemah di antara mereka. Imam juga selayaknya melakukan rukuk dan sujud secara pelan-pelan agar mereka bisa mencapai thuma’ninah.
Selain itu, menurut al-Ghazali, seorang imam hendaknya diam sejenak sebelum dan sesudah membaca hamdalah (sam’allahu liman hamidah) dan setelah membaca surat. Kemudian, setelah rukun, sebaiknya imam menunggu orang yang ia ketahui kehadirannya sepanjang tidak menyusahkan makmun lain di belakangnya.