IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketika itu yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad baru sebatas keluarganya. Selain Khadijah, Ali bin Abu Thalib ada Zaid bin Haritha, bekas budak Nabi.
"Dengan demikian Islam masih terbatas hanya dalam lingkungan keluarga Muhammad. Dia sendiri, isterinya, kemenakannya dan bekas budaknya," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad.
Pada waktu itu Abu Bakar bin Abi Quhafa dari kabilah Taim adalah teman akrab Nabi Muhammad. Ia senang sekali kepadanya, karena sudah diketahuinya benar ia sebagai orang yang bersih, jujur dan dapat dipercaya.
"Oleh karena itu orang dewasa pertama yang diajaknya menyembah Allah Yang Esa dan meninggalkan penyembahan berhala, adalah dia," katanya.
Abu Bakar merupakan laki-laki pertama tempat yang membukakan isi hatinya akan segala yang dilihat serta wahyu yang diterimanya. Abu Bakr tidak ragu-ragu lagi memenuhi ajakan Nabi Muhammad dan beriman pula akan ajakannya itu.
Dari kalangan Quraisy ia termasuk orang Quraisy yang berketurunan tinggi dan yang banyak mengetahui segala seluk-beluk bangsa itu, yang baik dan yang jahat. Sebagai pedagang dan orang yang berakhlak baik ia cukup terkenal.