Lewat penjagaan militer yang ketat, ini dapat menghentikan siapa pun yang tidak memiliki izin untuk berada dalam jarak tiga kilometer dari perbatasan. Radkiewicz mengatakan, salah satu dari sedikit orang yang diizinkan lewat adalah pemimpin Muslim setempat Maciej Szczesnowicz.
"Dari komunitas Muslim kami, ada banyak bantuan. Kami juga memasak sup untuk para prajurit, kami melayani 300 porsi setiap hari," kata Szczesnowicz.
Sementara Pemerintah Polandia telah dituduh oleh kelompok-kelompok hak asasi melakukan pelanggaran hukum internasional dalam tanggapannya terhadap para migran. Termasuk mendorong para pencari suaka kembali ke Belarus.
Polandia, negara yang sebagian besar beragama Katolik dan homogen secara etnis, dijalankan oleh partai Hukum dan Keadilan. Pemimpinnya telah mengecam migrasi dari Timur Tengah, dengan mengatakan kedatangannya dapat membawa penyakit dan parasit.
"Apakah seseorang berhak untuk tinggal secara legal di Polandia atau tidak, setiap orang berhak atas atap di atas kepala mereka, atas tempat tinggal yang hangat, atas piring dengan sup hangat dan makanan hangat pada umumnya, atas pakaian yang layak," kata mufti yang memimpin komunitas Muslim Polandia, Tomasz Miskiewicz.